Hotel Dafam Pekalongan


Dan tibalah kita di kota Pekalongan, perjalanan darat dari Yogyakarta menempuh jarak 5 jam perjalanan lewat Semarang dan kali ini menempuh lama waktu 5 jam juga mengambil rute dari Temanggung, yang seharusnya bisa lebih dekat. Sampailah kita di kota Batik Pekalongan, mampir untuk sholat Dhuhur di Masjid Fairus yang terletak di perbatasan Pekalongan-Batang persis sebelum sampai terminal Pekalongan. Bagi yang sudah biasa ke Pekalongan letak masjid Fairus ini di dekat Dupan Park dan pasar Sentono. Menara masjid akan terlihat dari arah menuju kota Pekalongan (di depan terminal Pekalongan).



Kota Pekalongan menjadi kota tujuan kami saat baby Rafisqy liburan di Pekalongan. Kalau tadinya kita ke Pekalongan untuk mengunjungi om dan bulek yang tinggal di Wiradesa dan diajak berkeliling Pekalongan untuk kulakan batik Pekalongan asli dari produsennya. Silaturahmi adalah alasan kami berwisata kuliner dan menyenangkan sekali bersama-sama dalam foto dan cerita.


Begitu sampai di Pekalongan hari pertama, seperti biasa kita jalan-jalan dan menikmati yang khas di Pekalongan. Wisata kuliner makan siang di Resto Ayam di pinggiran kota Pekalongan yang biasa dijadikan tempat transit jujugan bis-bis besar pariwisata. Akan diceritakan di part lain di tamasyaku ya.. Seharian jalan dan tidak lupa menikmati es durian merak yang khas dari Pekalongan. Masih ingat cerita saya sebelumnya tentang "es durian jalan merak" sebagai cara unik menikmati es durian.


Hari telah sore dan kami memutuskan untuk beristirahat. Kali ini, panda memilihkan tempat menginap di Dafam Hotel yang lokasinya tepat di depan Carrefour Pekalongan. Nyuusss untuk menyiapkan booster cemilan, pop mie, dan minuman. Letak Hotel Dafam ini strategis sekali untuk tinggal sejenak di Pekalongan. Selain kemudahan akses belanja di Carrefour, samping Hotel Dafam ini adalah dua tempat makan favorit yang recommended untuk dicoba. Persis di sebelah Selatan Hotel, ada rumah makan padang yang rendangnya enaaaakkk. Satu porsi nasi rendang dan es jeruk dibandrol harga 21,000 rupiah. Lumayannya karena nasi padang itu kenyangnya pakai banget.


Interior hotel yang standard, kamar yang terhitung kecil dan sepertinya meletakkan barang-barangnya kurang proporsional *semacam dipaksakan* untuk masuk semua. Fasilitas di dalam kamarnya : TV, kulkas, wifi, AC, dan bathtub. Kami berpikir tadinya kamar hotel ini tidak ada fasilitas bathtub nya, tapi kemudian ditambahi bathtub sehingga penataan furniture di dalam kamar jadi terkesan penuh. Tapi, secara keseluruhan semuanya nyaman.


Yeaaayy, selamat pagiiii... Senangnya kalau di hotel yang lengkap menyediakan pojok minuman hangat. Meskipun di lain tempat, tetap bisa menyiapkan teh hangat manis dengan teko listrik.  Teko listrik ini sangat membantu bagi kami selain membuat teh, juga untuk membuat mie instan yang cukup diseduh. Entah kenapa, tradisi menyantap pop mie di kamar hotel sejak kami menulis blog ini sudah ada. Selain air mineral compliment alias free (baca : gratis) dari hotel, kami biasanya membeli di luar beberapa galon botol air mineral untuk persediaan. Cara memanaskan air di teko listrik cukup mudah, biasanya cukup mengisinya dengan air mineral, lalu di klik bagian ON/OFFnya sampai lampu menyala. Kurang lebih 5 menit (bahkan tidak sampai), akan berbunyi KLIK tanda bahwa air sudah mendidih dan siap dipakai untuk menyeduh teh atau membuat minuman panas sesuai selera keluarga.


Tak lupa sesi foto narsis bareng baby R *hanya foto bersama panda* karena manda disampingnya tidak berhijab dan mau dibuat meme lucuk untuk baby R dan ongkelnya, hihihihi.. Selanjutnya, kita kesiangan bangun dan memutuskan untuk sarapan di kamar. Dan sekaligus memesan menu andalan di Hotel Dafam, yaitu : nasi goreng spesial Dafam yang isinya ayam, telor ceplok dan udang. Seporsi nasi goreng yang mengenyangkan dibandrol seharga 49,000 rupiah. Kalau dari segi taste, yah masih enak masakan nasi goreng manda, xixixixi..


Senang memberikan liputan perjalanan di kota Pekalongan ini. Tunggu cerita selanjutnya ya..

16 comments

  1. Dulu saya tinggal di Medono. Terakhir ke Pkl kaget banget krn jd sangat rame & padat, tapi tetap ngangeni :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener mak lusi, sejak 2008 sampai 2015 ini aja pertumbuhannya WOW.. semoga tetap menjadi kota santri dan kota batik yang menjunjung tradisi ya..

      Delete
  2. Senangnya bisa liburan sambil wisata kuliner di Pekalongan, mbak Ima... :)
    Keberadaan teko listrik di kamar hotel ini penting banget ya, mbak.. apalagi buat aku yang suka tiba-tiba pengen ngopi malem-malem, kalo gak ada teko listrik susah...

    ReplyDelete
  3. Akupun kalo nginep di luar kota selalu makan pop mie, kenapa itu ya, hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah kita sehati ya bulan ini ke Pekalongan sebagai destinasi ya mba.. oh iya, berarti pop mie emang tradisi kita.. hihihihihi *_*

      Delete
    2. Hooh mba, sehatiiii... Iya klub pecinta pop mie, hahaha.

      Delete
  4. Hotelnya cocok buat libuaran keluarga nih, apalagi sekalian kulineran di pekalongan :D

    ReplyDelete
  5. Saya suka masjidnya yang gaya timur tengah itu, namanya juga fave saya sampe-sampe pengin namain anak fairus :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah semoga terkabul ya mas, punya anak namanya fairus.. sekarang masjid2nya bagus2 di daerah-daerah..

      Delete
  6. Desain masjidnya unik :D Terus hotelnya kelihatan nyaman buat liburan keluarga :)

    ReplyDelete
  7. Iya pekalonga pertumbuhannya pesat, sekarang banyak hotel berbintang....aku juga sukaa suka teko listrik di hotel buat bikin kopi malam2 aseek...

    ReplyDelete
  8. Belum pernah ke Pekalongan. Arsitektur masjid Fairusnya cantik.
    Kamar hotelnya terlihat hangat :)

    ReplyDelete
  9. Jadi gk sabar ke Pekalomgan Juni ini

    ReplyDelete

Terima kasih sudah meninggalkan jejak komentar di www.tamasyaku.com. Fast response, silahkan email ke suryani19ep@gmail.com ya. Mohon maaf untuk moderasi komentarnya. Salam, Manda