Pendaki Pemula di Bukit Sikunir Dieng

sikunir dieng
Bekal Perlengkapan Penghangat

Tamasya yang baik adalah tamasya yang dipersiapkan, tapi tamasya yang tidak terlupakan adalah tamasya yang tidak dipersiapkan dan mendapat pengalaman yang luar biasa. (Manda, 2016)

Bagi yang ingin berperjalanan ke sebuah tempat yang adem di sekitaran Wonosobo, rasanya Dieng masih menjadi tujuan wisata yang banyak diminati. Nah, bukit Sikunir ini berada satu kawasan dengan Dieng ini. Kali ini perjalanan Manda dan Panda sungguh tidak terencana akan sampai ke bukit Sikunir.

Baca juga : Terbius Pesona Sikunir, Dieng


Bertamasya ke Dieng salah satunya yang menarik adalah hawanya yang dingin. Sesampainya di Dieng, Manda sudah merasakan hawa dingin yang menusuk. Bahkan setelah menikmati makan malam yang masih sore, suhu tubuh manda masih menggigil karena udara yang ekstrem dinginnya, anyes sampai menusuk ke bawah kulit.


Lagi-lagi  mungkin karena tidak ada persiapan membawa semacam kaos kaki atau sendal balerina yang biasa kubawa kalau beperginian di daerah dingin. Panda yang sedari tadi sudah ngobrol dengan pemandu dan bapak-bapak yang berada di satu lantai penginapan dan membahas rute melihat Golden Sunrise Sikunir esok pagi. Ternyata, di lantai bawah kami, sepasukan anak mahasiswa juga hendak mendaki bukit sikunir dan mereka sedang menyantap mie rebus yang dimasak beramai-ramai di dapur penginapan yang disediakan. Kalau saya, mari tarik selimut, memandang sikunir dari kejauhan dan berdamai dengan rasa dingin yang belum mau pergi.


Bersyukur dalam keadaan yang kedinginan di balik selimut, Manda masih bisa terhubung dengan dunia luar dengan paket internet tercepat dari Telkomsel yang sampai ke wilayah Dieng ini. Yeaaay, meskipun kedinginan, rasa hangat berjumpa dan menyapa melalui dunia maya tetap menjadi obat mujarab ya.

Berkali-kali panda sudah meminta manda untuk bergerak biar nggak dingin. Dan entah kesekian kalinya juga saya masih ngruntel di bedcover yang sudah dobel ini tidak berhasil membuat dinginnya hilang, hahaha.


Sepertinya benar kata panda, ayuk hadapi dinginnya dan kalahkan dengan gerakan.  

Mulailah keluar dari peraduan sang putri, dan melongok ke ruang TV berkenalan dengan keluarga yang menginap di lantai yang sama dengan kami. Keluarga tersebut berencana mendaki sikunir selepas subuh dan akan berjalan dari penginapan sampai ke bukit yang saya tunjuk tadi. Ehm, glek. Jalan? Abis subuh? Eh, kebayang dingin menyerang lagi dan membuat saya bbbrrrr... *manja banget, emang iya. Saya manut saja sama panda, he knew me so well. Akhirnya, diajaklah saya ke lantai bawah dimana si ibu yang punya penginapan ini ternyata mempunyai etalase yang menjual perlengkapan yang akan dipakai untuk menghangatkan badan. Wuaaaa kenapa tidak dari tadi pikirku. Akhirnya, perlengkapan mendaki seperti topi, kethu, sarung tangan dan kaos kaki pun sudah aman terbeli.

Baca juga : Menyongsong Sunrise di Sikunir, Dieng


Sudah nyicil tenang, kaos kaki sudah dipakai dan kaos tangan sudah digenggam. Pelajaran sewaktu di negara yang emapt musim, satu-satunya membuat hangat badan adalah menggunakan kaos kaki dan sarung tangan. Boleh dicoba bila sedang mengalami kedinginan akut ya sahabatku.. Lagi-lagi, kita masih butuh senter untuk petualangan besok pagi, kita pun akhirnya memutuskan untuk melihat Golden Sunrise Sikunir yang fenomenal tadi. Sambil sholat Isya di masjid desa tertinggi Pulau Jawa, panda pun akhirnya bisa menemukan tempat membeli senter. Aman. Selepas subuh ayuk kita berangkat. Bismillaaahh.

Muka Bantal yang Penuh Semangat

Membayangkan naik gunung, ah lebay, mendaki bukit. Sama sekali nggak kebayang di perjalanan tamasyaku kali ini. Alih-alih mau merasakan adem ala Eropa, ini malah tertantang jadi petualang. hahahahaha. Baiklah, dari jam 1 malam, suhu tubuh sudah mulai bisa beradaptasi dan manda malah ngajak keluar melihat bintang yang banyak banget di atas langit Telaga Cebong. Decak kagum dan takbir padaMu ya Rabb, terlontar dari mulut hamba yang melihat kebesaranMu di angkasa sana begitu indahnya. Ada ribuan mungkin jutaan bintang di atas sana, yang kamera kamipun belum ada yang bisa dipakai mengabadikannya. 

Melihat ke langit dan menikmati angin dingin yang menyapu muka kami, duhhhhh sebuah kenangan yang hanya aku dan kamu serta suasana malam ini yang tahu. Ke sini makanya, biar tahu seperti apa alam menyambut kita. Panda pun mengajak masuk dan menyuruh istirahat, karena besok pagi kurang lebih jalan mendaki 800 meter untuk sampai ke pos 1 melihat sunrise. Baiklah, mari kita bobok cantik. Masih ketap ketip dan penasaran seperti apa besok pagi. 

Baca juga : Mulai Mendaki Sikunir, Dieng

Jam 3 pagi sudah mulai hebohlah anak-anak di lantai bawah, secara jumlah mereka bersepuluh dan sudah bangun siap-siap menuju ke sikunir. Ehm, Manda yang ketap ketip akhirnya jam 4 ikut siap-siap juga. Namanya juga Manda, kalau ada hal baru ya biasa kalau begini. Dibayangkannya mau jogging trus piknik ringan begitu kali ya yang saya pikirkan. Dengan menggunakan setelah rok berwarna pink *kebayang kan girly-nya*  saya juga mempersiapkan untuk menghangatkan badan, ini yang manda persiapakan :

  1. Baju rangkap 2, bagian luarnya sweater.
  2. Rok yang dirangkap dengan celana ledging tebal.
  3. Kaos kaki dan sarung tangan.
  4. Jilbab dobel tiga yang satunya bentuk pashmina sekaligus untuk tutup hidup.
  5. Bagian atas tutupi dengan kethu (topi yang menutup telinga) 
  6. Bawa air putih dan jangan lupa isi perut dengan sedikit roti karena hawa dingin rawan masuk angin.
  7. Syukur sudah minum teh anget.

Alhamdulillah
 


Pendakian diawali dari tempat kita memarkir mobil, mulai jalan batu yang sudah rapi, terus menanjak ke jalan setapak yang dari tanah dan licin, serta pegangan dari bambu yang di bagian kirinya sudah jurang. Bawa senter itu yang utama karena pendakian dilakukan sebelum terbit matahari. Di lima belas menit pertama, rasa nggak karuan mulai muncul, tanda-tandanya seperti :
  1. Nafas tersenggal-senggal
  2. Asupan oksigen mulai berkurang dan agak nggliyer
  3. Kaki yang gemetar.
  4. Tiba-tiba nggak sanggup aja mau melanjutkan.
Hm... lebay deh mandaaaaaa.. kliatan kurang atau hampir enggak suka olahraga. Untunglaaaahh panda siap disamping manda ya jadi motivator *halah* ya jadi P3K *huhuhuy dan siap nemeni kalau manda mau balik badan. Hiksss. sedihhh nggak bisa mengalahkan tantangan ni.

Pelan tapi pasti, pelaaaaaann banget dan istirahatnya banyak bangetttt. Diselip berkali-kali dan kami jadi saling bertegur sapa dengan pendaki yang lain, yang jumlahnya puluhan pagi itu.  Lumayan juga temannya banyak, yang merasakan seperti yang manda rasakan juga banyak, yang lebih parah juga ada, hiksss makanya kalau mau jalan-jalan alam yang utama dipersiapakan adalah info dan fisik. hahahahaha.

Golden Sunrise Sikunir



Wolaaaaaa, cantiknyaaaaaaaaaaa.... Melihat sapa mentari pagi itu dari yang malu-malu diantara tiga gunung, membuat letih yang tadinya ngos-ngosan sudah lupa. Khawatir yang tadinya mikir, hmmmm turunnya apakah secapek naiknya ya, sekejab terbayar. Alhamdulillah, masih sempat menyaksikan kebesaranMu dari puncak sikunir dan pertama kalinya merasakan di atas awan melihat langsung terbitnya matahari pagi.

Toss Kita BISA

Kurang lebih pukul setengah enam, kami mulai turun gunung karena matahari sudah panas dan takutnya  semua turun bersama-sama bikin jalan yang sempit menjadi penuh. Ternyata saat mendarat turun tidak berat dan lebih ke jalan santai dan menikmati setiap perjalanannya dengan ketidakpercayaan kalau kita melihat sunrise. Yeaaaaayy kitapun TOSS tanda bisa mengalahkan pikiran-pikiran buruk yang hampir membuat manda balik badan. Makasih ya panda.

Sarapan Pagi



Haduuuhhh haduuuhhh  iniiii kentangnyaaaaaa asli Dieang dan dimasak ala-ala orang sini ngemil kentang, dan rasanya enaaaaaakkk... Antara manis, pedas dan pas aja menyatu di lidah krenyes krenyes... Dan lihatlah yang sedang mengantri tempe kemul di bawah sana, hihihihihi.
Bahagia itu Sederhana

uasana pagi ini yang sederhana banget membuat senyum suringah bahagia itu terpatri dalam wajah kami. Setusuk kentang manis pedas dan segigitan tempe kemul atau gorengan bakwan yang membuat suasana pagi ini terkenang dalam memory perjalanan cinta kami, manda panda. I love you. 

Beruntung sekali ya saat ini sinyal internet bisa diperoleh dimana saja, termasuk dengan menikmati paket internet tercepat dari Telkomsel kita bisa berbagi cerita dan pengalaman tentang apa saja di dunia maya. Menceritakan secara live apa kita temukan kepada grup keluarga saja sudah membuat seisi grup menjadi ikut merasakan kebahagiaan melihat sunrise dan membayangkan mencicip kentang dan tempe kemulnya. Semoga perjalanan kami menginspirasi ya!

10 comments

  1. Main-main ke Dieng emang seru banget yaaa. Lama nggak ke sana eeuy. Kangen muncak :D

    ReplyDelete
  2. Aih..asyiknya yang mendaki. Saya juga pengen euy. Pengen banget ke Rinjani, tapi mendaki bukit-bukit kecil aja belum pernah..hihihihi

    ReplyDelete
  3. Semangatnya luar biasaaaaaa..,

    ReplyDelete
  4. Ah Manda ini gue banget deh. Waktu ke Bromo aku balik badan duduk di warung mie rebus. Padahal anak2 kecil kuat tu naik. Ada tangganya pula. Untung suami pun sabar, sering berhenti nunggu aku ngabisin ngos2an.

    ReplyDelete
  5. Waktu saya ke Sikunur pas long wiken. Haduh ramainya minta ampun. Macet nanjak dan turunnya :D

    ReplyDelete
  6. Wah, ndaki nih, asik banget kayaknya, jadi kangen masa2 pas sering mendaki :D

    ReplyDelete
  7. Manda keren ih dah sampe si Kunir, daku belum kesampean ke Dieng :)

    ReplyDelete
  8. Kalau ke Dieng menggunakan kendaraan umum,
    bila ditempuh lewat Wonosobo, kendaraannya sulu gak ya?
    dulu waktu SMP pernah kesana kendaraannya masih sulit, hanya siang saja adanya kendaraan dari Wonosobo-Dieng dan sebaliknya.
    thank

    ReplyDelete
  9. mbak saya sudah pengen banget bisa naik Sikunir... boleh dong tanya-tanya dulu, heheh... penginapan rata-rata berapa tarifnya? terus perjalanan muncak mulai jam 3 pagi itu ya... nggak jauh berarti?

    ReplyDelete
  10. wow, emang tamasya ke dieng tuh pengalaman yg seru banget

    pernah ke dieng bareng temen2 Kampus, kenangan serunya masih berasa sampe sekarang...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah meninggalkan jejak komentar di www.tamasyaku.com. Fast response, silahkan email ke suryani19ep@gmail.com ya. Mohon maaf untuk moderasi komentarnya. Salam, Manda