Graha Sabha Pramana,
12 Juli 2008Melanjutkan wisata budaya kita yang lalu, prosesi pernikahan Jawa di pihak mempelai wanita telah selesai. Satu minggu sesudahnya, dilanjutkan dengan prosesi Ngundhuh Mantu dari pihak laki-laki.
Seharusnya, pengantin perempuan menginap di rumah laki-laki selama satu lapan (selapan) tapi karena kesibukan kami harus ngantor setelah menikah, so kita melewatkan acara boyongan dll. Nah, kita mulai aja yuk ceritanya ...
Berbeda dengan resepsi di UC, kami berdua seperti pengantin "uculan". 
Kami berangkat dari rumah mungil kami menuju gedung bersama keluarga pengantin laki-laki dan dirias di sana sebagai pengantin. Jujur, kesakralan memang tidak begitu terpancar pada waktu resepsi kedua. Tidak terbayangkan sebelumnya rasa lelah yang mendera. Kami sih ngebayangin everything will be OK. Tapi... cuapeknya minta ampyuuunnn ... he3xAcara dimulai pukul 17.30, dimulai dengan basa-basi dari kedua belah pihak keluarga yang diwakili oleh "wakil keluarga" yang mahir berbahasa Jawa, he3x... Selanjutnya kami berdua "salim" (berjabat tangan) kepada kedua orang tua pengantin laki-laki.



Setelah penari selesai menari, barisan cucuk-lampah, pengantin, ibu&bapak pengantin, adek pengantin, sanak keluarga PW dan sanak keluarga PP. Kalo ditanya, apa ya masing-masing maknanya. Waduh, aku sendiri yang ngalami nggak tahu maknanya, he3x ...


So, aku ngomong beratnya sekarang aja di blog, he3x ...

Beberapa hiburan yang dapat dilihat selain liputan prosesi kami yang sengaja di tampilkan sebagai slide juga tarian-tarian, seperti : Gatutkaca, Gambyong dan lawakan dari duet kembar marmoyo, he3x.. Setelah para tamu usai, kami berfoto ria dan rasa lelah mulai menghinggapi.

Semoga kami mampu menjadi suami istri dan orang tua yang sesuai syariat islam. Amien.
ima-ep
No comments
Terima kasih sudah meninggalkan jejak komentar di www.tamasyaku.com. Fast response, silahkan email ke suryani19ep@gmail.com ya. Mohon maaf untuk moderasi komentarnya. Salam, Manda