Halo sahabat tamasyaku, momen yang berhubungan dengan gunung berapi di Yogyakarta sebenarnya bukan untuk yang pertama kali. Setelah abu vulkanik dari gunung Merapi, setahun yang lalu tepatnya di bulan Februari ini ada sejarah mencatat bahwa letusan ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah
letusan Gunung Kelud. Letusan Gunung Kelud yang terjadi pada Kamis, 13 Februari 2014. Kalau kita membaca kembali berita-berita di media online, masih ada perasaan yang abu-abu juga ketika tiba-tiba menemukan hasil jepretan kamera yang belum sempat diceritakan betapa dahsyatnya letusan Gunung Kelud saat itu. Pukul 3 pagi saat itu, entah kenapa tiba-tiba bau belerang masuk lewat ventilasi jendela dan membuat kami terbangun untuk melihat keluar. Karena masih trauma Gunung Merapi, kami masih siaga masker hidung. Melihat keluar langsung menuju pada sorotan lampu jalan, karena di dalam sorot lampu itu butiran-butiran salju eh debu vulkanik akan terlihat. Daaannnn..... ternyata BENAR.
Langsung panik dan
membaca berita secara ONLINE, wah mantap sekali kecanggihan teknologi yang sekarang up to date banget dan perlu kita menyaring diri dari segala informasi yang bebas disajikan dan mencari kebenaran dari info-info yang bebas masuk ke otak kita. Panda membaca berita online dan manda sibuk memencet tombol telepon untuk mengabarkan ada abu vulkanik dan siap-siap menggunakan masker.
Inget banget kejadian abu vulkanik Gunung Merapi sebelumnya, yang diingatkan untuk berhati-hati terhadap abu vulkanik yang menyebabkan :
- Gangguan saluran cerna akibat polutan udara akibat letusan mencemari air, tanaman dan bahan pangan lainnya.
- Mewaspadai lima penyakit akibat abu vulkanik, yaitu : ISPA, pneumonia, bronkitis, dan infeksi saluran napas bawah lainnya.
- Debu vulkanik bisa menyebabkan terjadinya Iritasi mata dalam bentuk radang, alergi dan sebagainya. Juga bisa memicu iritasi kulit, infeksi dan alergi.
- Menghindari keluar rumah bila tidak perlu sekali, hindari berkendara, terutama dengan sepeda motor.
- Bila terpaksa keluar rumah gunakan pelindung seperti helm dan memakai masker.
- Menutup sarana air seperti sumur gali terbuka dan penampungan air terbuka jangan terkena debu.
- Mencuci dengan bersih semua makanan, buah, sayur.
- Segera berobat ke sarana pelayanan kesehatan bila dirasakan ada yg sakit seperti batuk, sesak nafasnya, iritasi mata dan kulit.
- Lakukan pola hidup bersih dan sehat.
- Menggunakan masker kain agar tidak panas dan tetep adem di hidung.
- Mengkonsumsi buah-buahan yang dibeli di tempat tertutup, seperti : pasar modern.
- Banyak menyiram air di sekitar jalan masuk ke rumah, karena debu vulkanik menempel di tempat yang basah.
- Mengusahakan tidak jajan di luar karena debunya WOW.
Abu vulkanik Gunung Kelud memang sudah satu tahun, tetapi dampaknya masih terasa sampai hari ini. Debu vulkanik yang terbawa air hujan ternyata tidak semuanya larut masuk ke saluran air. Dan karena tingkat kepekatan abu vulkanik yang halus dan padat ketika terkena air, debu-debu itu menempel di jalan air di talang-talang. Usaha penyemprotan sudah dilakukan dan pembersihan atap dari abu vulkanik sudah, tapi untuk tempat yang tidak terjangkau masih tersisa dan membuat talang air tidak berfungsi optimal, sehingga ada rembesan air hujan di eternit rumah. Yah, bagaimanapun itu musibah makanya harus diterima dengan sabar dan bersyukur tidak ada korban.
Mengenang sebuah peristiwa di bulan Februari bukan saja tentang Valentine, tetapi memaknai sebuah rasa syukur karena kita masih mendapat kasih sayangNYA dan diberi keselamatan sampai hari ini. Bulan Februari yang identik dengan warna pink membuat iri bulan-bulan yang lain, kenapa gak semua bulan adalah bulan kasih sayang?
Salam/ manda panda
Buat saya semua bulan adalah bulan kasih sayang mak.
ReplyDeleteInget banget pas denger kabar ini, saya langsung hubungin teman teman yhg ada dijogja.
Alhamdulillah ya tidak ada korban jiwa
samaaaa mak liaaa.. saya juga semua bulan ber kasih sayang.. tapi memang februari ini spesial karena bulan saya lahir.. hihihihi,,, ^_^ trimakasih sudah jogging diblog saya ya mak.. *_*
DeleteUdah setahun aja ya.... Semoga kita selalu dalam lindunganNya ya mak...
ReplyDeleteaamiinnnn.. makasih mak dian ^_^ semoga tidak ada musibah serupa ya mak...
DeleteWah, sampai setahun masih membekas abunya, ya mak? Ckckckc...Bener-bener dahsyat ya. memang ya mak, nggak ada yang bisa menandingi kekuatan alam.
ReplyDeleteiyaaa Maha Dahsyat kalau alam sudah berbicara dan menunjukkan kekuatanNya... ^_^
DeleteGa terasa ya sudah 1 tahun berlalu..Pagi itu saya bangun jam6 kok ngrasa gelap. Biasanya Genting kaca saya teran tapi kali itu agak gelap, akhirnya saya keluar daaann semua sudah jadi abu2. Semoga smua selalu baik-baik saja ya mak
ReplyDeletemasih terngiang yaaa kaget terlongok longok dan fobia jaman merapi ya mak.. iyaa semoga jogja selalu dalam lindunganNya. aamiinnnn *_*
DeleteWaktu belum pindah Jogja tapi saudara2 pada laporan sih, pada sakit.
ReplyDeleteiya mak lusi, apalagi kami keluarga yang alergi debu.. saat itu moment jebres jebres, hehehehe.. tapi Alhamdulillah semua baik-baik saja dan "abu pasti berlalu" +_+ trimakasih sudah mampir mak...
DeleteWah bahagianya keluarga ini bund?
ReplyDeleteterima kasih mb Ayu.. sudah mampir ke blog ini.. semoga kebahagiaan untuk kita semua.. aamiinn...
Deleteaku jadi terungat saat galunggung meletus,a bunya sampai ke kota bandung...padahal jarak garut dan abnudng cukup jauh ya. dan membersihkannya perlu tenaga ekstra
ReplyDeletesama mb tiraaa.. kami juga waktu itu kerja bakti massal dan dampaknya sampai sekarang masih terasa... trimakasih sudah mampir yaa ^_^
DeleteJadi sampai sekarag debu2 vulkanik itu masih nempel di tempat2 yg ga terjangkau yah mak? Ya Alloh, jika Ia sudah menimpakan musibah, benar2 tak bs terelakkan lagi ya.. makasi maaak udah sharing di sini :)
ReplyDeleteiyaaa maakk... sempga kita semua selalu dalam lindunganNya yaa.. aamiinnnnn
DeleteSerem banget ya, Ma. Semoga Allah selalu melindungi. aamiin.. ira
ReplyDeleteaamiinnnnn mb iraaaa.. *_*
Delete