Halo sahabat tamasyaku, ada diantara teman-teman yang sudah hobi berkebun sebagai salah satu jenis tamasya hati? Karena niche blog ini adalah tentang tamasya, boleh ya kita bercerita tentang hal-hal yang bisa dipakai untuk mengisi waktu keluarga di akhir pekan atau hari libur. Ya, kita tamasya ke kebun.
Kok tamasya? Karena kadang-kadang kita hanya melewati saja bagian taman jika hendak masuk atau keluar rumah. Hayo ngaku? *ini berlaku bagi yang tidak hobi berkebun ya. Kalau yang hobinya berkebun atau setidaknya menyiram tanaman setiap pagi atau sore hari, tentu bukan lagi tamasya menuju ke kebun atau taman. Jujur buat manda, mengurus tanaman di sepetak tanah di depan rumah adalah sebuah tamasya karena jarang banget "ngeh" sama tanaman.
Kobis atau Kol Putih dalam Pot |
Akhirnya saya tergerak untuk bercocok tanam alias berkebun, berawal dari kol putih alias kobis atau dibaca kubis. Sayuran yang menurut saya tidak punya kandungan vitamin *karena berwarna putih. Dan kalau kebanyakan, akan menghasilkan gas berlebih di saluran cerna atau perut. Tapi lepas dari itu semua, kubis menjadi sayuran pelengkap saat membuat telur dadar, membuat mie rebus, dan kubis digoreng sebagai lalapan teman lauk ayam goreng. Kol putih ini cantik banget di atas pot yang dirawat oleh mama dan siap dipanen.
Berkebun, Saat memutuskan untuk mulai merawat benih tanaman atau sayuran, yang utama adalah memiliki alat berkebun dan mengikuti penyuluhan pertanian. Setidaknya, kedua hal tersebut yang mama saya lakukan ketika memulai merombak taman depan rumah menjadi kebun sayuran mini.
Mama Tersayang |
Wanita ini adalah seorang perempuan yang saya kagumi dalam hidup saya.
Seorang wanita yang mengutamakan pendidikan untuk anak-anaknya (saya dan adik saya). Melewati panas, hujan dan angin mengantarkan kami sekolah, bimbingan belajar dan kegiatan ekstra kurikuler. Mama, rasanya tak cukup tinta menuliskan betapa saya sangat mencintaimu. Mama saya dari dulu hobinya mencari ilmu. Mulai dari hobi kursus menjahit dan kini, beliau senang kalau berhasil menyelesaikan karyanya untuk dipakai sendiri. Mama nggak berani berprofesi penjahit karena takut mengecewakan orang yang pesan jahitan ke mama. Beda dengan saya, yang apa-apa dibisniskan, hehehehe. Hobi lainnya adalah mengaji, mulai dari pengurus pengajian di RT, pengurus aisiyah, tafsir di masjid Syuhada, pak Satori dan lansia di Sardjito. Karena di kota banyak sekali kegiatan untuk warganya, kali ini para ibu rumah tangga dirangkul dalam kelompok tani kota Yogyakarta untuk berkebun. Alhasil, saya juga bakalan kecipratan benih dan hasil panennya dari sayuran yang ditanam dalam pot.
Brokoli |
Nah, kelompok tani kota selain memberi penyuluhan, memberi tugas, juga menilai kebun dalam pot yang dilombakan di tingkat kecamatan. Ternyata, brokoli juga bisa tumbuh di dalam pot. Tapi tentu saja, mama memperhatikan banget untuk urusan pot-pot tanamannya. Beberapa hal yang diperhatikan, seperti :
- Menyiapkan pot dan tanah yang siap ditaburi benih.
- Menyiram dengan kadar air yang pas *tidak berlebihan.
- Memastikan ada sinar matahari pagi dan tidak kepanasan kalau siang hari.
Benih Selada |
Selada dalam Pot |
Kalau melihat saat panen, rasanya seneng banget ikut menikmati hasil berkebun mama yang dijamin organik dan tidak ada ulatnya. Karena di tanam di lingkungan rumah, sayuran-sayuran ini bisa kapan aja dipanen dan enak dipandang sebagai wisata mata.
Sawi Sendok |
Sekarang kalau kami berkunjung ke rumah mama, pulangnya membawa hasil panen sayuran hasil pot sendiri. Seperti malam ini, kami pulang membawa kangkung yang ditanam pakai pot dan saat dicuci bersihnya beda dengan kangkung yang saya beli di pasar atau modern market.
Kangkung |
Setelah membaca postingan ini, ingin juga berkebun seperti mama saya?
Hobinya suamiq berkebun mb
ReplyDeleteSy tinggal menikmati indahnya :) dan panennya :)
wah senangnya mba indri, sama seperti saya suka bagian panennya.. hihihihihihi
DeleteHobi mamahnya sama dg aku. Aku suka banget berkebun, cuma sudah lama ini didalem rumah terus, hujan melulu :D
ReplyDeletewaahh mak lusiii, kapan2 kalau manen aku diajak yaa.. iya mak, sekarang mendung terus jam nyiraminnya jadi berganti.. hihihihihi..
DeleteSaya nggak bakat berkebun, apapun yang saya tanam selalu mati. Padahal tinggal di daerah penghasil buah dan sayur :D
ReplyDeleteButuh ketelatenan yaaaa berkebun ini
ReplyDeleteKapam nih panen brokoli bareng, lanjut dimasakin Sop bola-bola Manda :)
ReplyDeleteAku seneng kalo liat tanaman, baik bunga maupun sayur...tapi sayangnya nggak bisa nanem2...yang hobi nanem malah pak suami...hehe
ReplyDeleteMaaak...aku juga banget berkebun...hiks jadi kepingin...apa daya belom sempet....*alesan :D
ReplyDeletehadew...belepotan. maksudnya suka banget berkebun...:D
DeleteWah bapak seneng banget berkebun, jadi sering juga makan bayem hasil kebun sendiri. Sehat dan berkwalitas.hehee
ReplyDeleteberkebun memang asik, tapi perlu ketelatenan juga :)
ReplyDeleteLihat Mbak Ira berkebun di Jerman aku jadi tertarik untuk berkebun, mengingat di India tanah sempit dan nggak ada hijau hijau, kepikiran bawa bibit dari Indonesa, eh ternyata masuk Imigrasi India harus ada izin dan masuk red light. Duh. langsung cancel bawa bibit.
ReplyDeleteDah lama pengen berkebun lagi tapi kayaknya nunggu Sita agak bisa jalan aja dulu deh :D
ReplyDeleteBerkebun ini butuh ketelatenan yaaaa
ReplyDelete