Kereta api eksekutif Malioboro Express pagi ini membawa saya
dan panda menuju ke kota Malang, Jawa Timur. Liburan yang sudah lama direncana
dan baru bisa terwujud tahun ini. Pukul 7 pagi, kami sudah sampai di stasiun
Tugu, Yogyakarta. Melakukan pemesanan tiket kereta api melalui online dan
segalanya mudah dengan internet. Di Malang kami tidak memiliki saudara, dan
lagi-lagi internet memudahkan saya dan panda menyusun rencan liburan kami ke
Malang. Memesan hotel secara online dan menyimpannya secara maya dalam email
konfirmasi. Seperti itulah kami berdua mempersiapkan tamasyaku.
Malang, kota yang terkenal dengan apelnya, kota wisata Batu,
dan hawanya yang sejuk. Benar-benar liburan yang sempurna. Di sana, kami
menyewa mobil dan bersahabat dengan google maps yang terinstall di gadget kami
masing-masing. Tentunya, orang sekarang tidak pernah membayangkan akan
secanggih dan semudah ini sekarang. Alhamdulillah.
Kereta api ini membawa kami ke kota Malang selama kurang
lebih 8 jam menurut yang tertera di tiket, tapi sore ini kereta kami terlambat
masuk ke stasiun kota Malang. Dari stasiun sudah pukul 6 sore dan kami putuskan
menuju hotel yang sudah dipesan secara online dengan menggunakan becak. Kenapa
kami memilih becak? Karena jarak tempuh dari stasiun menuju ke hotel tidaklah
jauh, dan dengan becak kita bisa sejenak melambat untuk mengambil foto
Alun-alun kota Malang yang kita lewati sore itu. Bekas hujan menyambut kami di
kota Malang hari itu, bau tanah yang khas menghipnotis kami dan mengatakan
bahwa ini liburan sempurna.
Pertama-tama, bakso President, tempat kuliner yang memang
menjadi tujuan utama kuliner kita di kota Malang. Selepas maghrib, kami memesan
taksi dan ternyata kena minimal buka pintu karena letak bakso President dekat
dengan hotel kami. Sopir taksi mengatakan, ini gambling ya bu apakah masih ada
atau tidak, biasanya kalau akhir pekan sudah tutup jam segini. Baiklah, kita
coba!
Ternyata masih buka dan kami minta bapak taksinya menunggu
tapi dia enggan dan menyarankan kami pulang naik becak saja dari ujung lorong
di sebelah gang bakso President itu. Menikmati bakso Malang ala bakso
President. Ketagihan karena ada parunya. Ternyata arema – arek malang – itu
suka sekali dengan jerohan sapi. Wow!
Selanjutnya, kuliner kedua yang harus dicoba adalah rawon.
Jawa timur identik dengan banyak kuliner yang berwarna hitam, seperti petis dan
rawon ini. Rawon di Malang juga istimewa, selain rasanya rawon daging yang
khas, lauknya juga endes, yaitu : paru bacem yang digoreng. Manda dan panda
mencicipi rawon yang ada di dekat stasiun. Rawon khas Malang dekat stasiun ini
bisa dituju, setelah keluar dari stasiun Malang, kita belok ke kiri. Jalan
kurang lebih melewati 6 kios, akan bertemu denga npenjual rawon ini. Nyaaammm
selamat mencicipi ya.
Karena dari Yogyakarta menuju Malang sudah memakan waktu
seharian, untuk bisa menikmati kuliner kota Malang, kita harus menginap, tak
ada salahnya mencari penginapan murah dimalang untuk sejenak beristirahat. Ini cerita baru tentang kuliner di
Malang, belum jalan-jalan di kota Batu, Malangnya ya. Simak terus cerita-cerita
di tamasyaku tentang kota Malang ya.
jujur aku kepingin naik kereta api tut ... tutttt ... tut ... soalnya disini (kalimantan) belum ada ular besi yang berjalan
ReplyDeleteKapan Mbak ke Malang lagi, nanti kita wiskul aneka bakso yang lain kayak bakso kirun n bakso duro.
ReplyDeleteAku pernah ngantri banget nih makan baso presiden di Malang.
ReplyDeleteHidup kuliner Indonesiaaa..! :D
ReplyDeleteMalang.... aku juga pengen ke sana... semoga suatu saat nanti bisa icip2 bakso president... aamiin
ReplyDelete