Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Berkesempatan mengunjungi belahan bumiNya untuk melebihkan syukur, menjadikan diri tidak picik pada pikiran yang sempit, membebaskan indera untuk bisa sejenak keluar dari jebakan rutinitas. Cerita perjalanan Manda Panda kali ini memilih pulau Lombok sebagai destinasi perjalanan Manda Panda di tahun 2018.
Setelah melalui perjalanan udara dari Yogyakarta dan transit di Bali, akhirnya kami berdua menjejak bandara Lombok Internasional Airport. Bandara yang kurang lebih 5 tahun lalu beroperasi dan terletak di Praya, Lombok Tengah. Hari sudah malam ketika kami tiba di Lombok, setelah mengambil barang bawaan yang dibagasikan, kami pun berjalan menuju ke pintu keluar bandara LIA.
Sebuah ekspektasi berlebihan jika membayangkan LIA seperti bandara Soetta di Jakarta, pukul 7 malam hanya ada beberapa gerai kopi dan makanan cepat saji, serta minimarket modern yang terlihat masih buka. Seperti biasanya di bandara, penawaran taksi, tour dan travel, serta hotel banyak ditawarkan oleh mereka-mereka yang ingin memudahkan kita sampai ke tujuan.
Kami pun berjalan keluar dengan tidak menghiraukan mereka, pikir Manda masih bisa sekalian makan malam dulu di bandara, supaya sesampainya di hotel tinggal istirahat. Namun, makan malam yang dibayangkan tidak bisa direalisasikan, hahaha. Panda memilih untuk menggunakan taksi untuk sampai ke hotel, dan Manda melobi driver untuk bisa sekalian mengantarkan membeli makan malam, tentunya mereka tidak memasang argo melainkan dengan menentukan harga yang disepakati malam itu. Selembar uang berwarna biru pun berpindah tangan untuk membawa kami sejauh 5 kilometer dari Lombok International Airport ke hotel D'praya. Di tengah perjalanan, kuliner lombok pun dimulai. Driver menunjukkan rumah makan Cahaya dengan menu spesial kuliner Lombok, Nasi Balap Puyung.
Kuliner Lombok : Nasi Balap Puyung
Menyiapkan lidah dan perut untuk menyantap kuliner Lombok yang memang pedas. Walaupun sambel di nasi balap puyung ini sudah dipisah, tetap saja menyentuh sedikit saja sudah mampu membuat bibir jadi merah merona karena pedas. Kuliner Lombok ini cocok dengan lidah Panda yang memang penyuka masakan pedas.
Nasi Balap Puyung ini terdiri dari nasi putih, serundeng (rasanya seperti teri). oseng buncis pedas, suwiran ayam sambal, dan sepotong ayam kampung. Di Jogja, kami pernah nyicip nasi balap puyung ini, tapi memang lebih enak di tempat asalnya. Seporsi nasi balap puyung ayam kampung ini dihargai 16,000 rupiah. Sebagai tambahannya, aneka kerupuk disediakan di rumah makan ini.
Selesai menyantap makan malam, kami melanjutkan perjalanan menuju hotel D'praya. Jarak bandara Lombok International Airport, RM Cahaya dan D'Praya Hotel terletak dalam satu jalur dan berdekatan. Sesampainya di hotel, kami pun beristirahat untuk menyiapkan energi 3 hari ke depan di Pulau Lombok.
Pulau Lombok, Pulau 1000 Masjid
Bangun pagi di tempat yang berbeda dalam rangka liburan sungguh merupakan energi positif yang baik untuk tubuh. Inilah yang membuat liburan itu termasuk kebutuhan primer bagi kami berdua. Seusai mandi dan sarapan, jemputan yang membawa kami berkeliling Pulau Lombok pun sudah membawa kami berdua menuju ke Selong, Lombok Timur.
Menariknya, di Pulau Lombok ini hampir di sepanjang jalan akan sangat mudah sekali mendapati masjid. Menara yang menjulang dengan arsitektur yang apik, siap menggoda tangan untuk mengambil kamera dan mengabadikan menara-menara masjid yang kita lewati. Tak heran jika Pulau Lombok juga dikenal dengan pulau 1000 masjid. Foto di atas diambil saat kami sudah masuk di Pancor, Lombok Timur. Namun sayangnya, polusi mata berupa kabel-kabel tidak berbeda dengan yang terjadi di kotaku Yogyakarta.
Kuliner Lombok, Plecing Kangkung
Waktu sudah siang ketika kami sampai di Lombok Timur, menikmati makan siang di Pulau Lombok dengan plecing kangkung. Kangkung di Pulau Lombok memang berbeda, selain lebih besar-besar daun dan cabangnya tidak terlalu banyak seperti di Jogja. Sempat bertanya pada Ninik Putri (sebutan uti atau eang putri) resep membuat plecing kangkung yang enak sekali dimakan Manda siang ini.
Pantai Pink, Lombok Timur
Destinasi selanjutnya adalah Pantai Pink atau dikenal dengan Pantai Tangsi. Perjalanan dari Pancor, Lombok Timur kurang lebih sejauh 50 kilometer dan memang disengaja berangkat dari Pancor setelah jam makan siang, harapannya nanti sampai di Pantai Pink sudah tidak terlalu panas. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam dengan jalur darat yang medannya WOW! Untuk menuju ke Pantai Pink ini, pastikan kondisi kendaraan bagus, bensin terisi dan kemampuan berkendara yang bukan pemula.
Perjalanan ini terbayar ketika kita sampai di Pantai Pink!
Akhirnya kita sampai di Pantai Pink. Badan rasanya masih bergoyang-goyang dan segera menyiapkan diri untuk menikmati apa yang bisa dinikmai di Pantai Pink ini. Hamparan pasir yang kalau didekati ada semburat warna merah yang menyatu dengan pasir pantai pada umumnya sehingga tampak berwarna pink. Warna pink pada pasirnya terbentuk karena butir-butir asli warna putih pasir bercampur dengan serpihan karang merah muda dan akan terlihat gradasinya jika pasir tersapu ombak air laut di pinggiran.
Cara menikmati Pantai Tangsi atau Pantai Pink ini adalah dengan menyewa perahu yang ada di pinggiran. Karena semua perahu sudah disewa, beruntung banget ke Pantai Pink bersama orang lombok yang dengan bahasa daerah lomboknya bisa mencari alternatif cara untuk bisa menyewa perahu nelayan yang ada di pinggiran. Akhirnya, kami pun menyewa perahu nelayan dengan kapasitas 3-4 orang per perahu dengan harga sewa 150,000 rupiah per perahunya.
Rute menikmati Pantai Pink ini ada dua, menuju ke Pantai Pink 2 dan Gili Mangkuk yang ada di sisi sebelah kanan kalau dari Pantai Pink 1. Ombak yang tenang, air yang jernih, sehingga dasar laut dengan biota yang ada didalamnya jelas terlihat saat kita berada di atas perahu.
Di sisi yang lain, ternyata perahu ini membawa kita ke tengah lautan dan menuju ke Gili Petelu.
Sesampainya di Gili Petelu, kita dibiarkan untuk bermain air dan foto-foto di Gili Petelu ini. Tekstur pasir di Gili Petelu ini didominasi oleh karang-karang yang berukuran lebih besar dari pasir dan disarankan untuk memakai alas kaki. Di Gili Petelu, wisatawan bisa ber-snorkeling dan kemarin ada yang jumpa dengan Nemo di bawah sana. Kalau membawa remahan roti, akan lebih menyenangkan karena kita dikerubuti oleh ikan-ikan. Senangnya kembali ke alam! Namun demikian, di musim tertentu, hati-hati dengan bulu babi yang masih lumayan banyak di sini.
Setelah puas bermain air, mencari kerang, mengambil gambar dan berfoto, saatnya untuk kembali ke Pantai Pink 1. Dan tetap memesona air laut yang jernih dan pemandangan di sekitarnya, bukit-bukit berwarna hijau dan padang rumput yang berwarna coklat siap menjadi pemandangan alam yang eksotis untuk diabadikan. Air laut yang jernih membuat hewan laut juga bisa dilihat dari atas perahu, dan terlihat juga ular laut saat kita hendak merapat ke pinggir pantai, dan harus mendorong perahu supaya bergeser di tempat yang aman untuk turun. Saat berbilas, air yang dipakai untuk berbilas juga tidak melimpah karena daerah ini tergolong daerah yang kurang air (mengandalkan air tadah hujan). Kurang lebih pukul 5 sore hari, kami meninggalkan Pantai Pink. Terima kasih alam, kami belajar untuk bersyukur!
Desa Wisata Sade
Setelah kemarin bertamasya yang lumayan mengeluarkan energi di Pantai Pink, saatnya untuk menjelajah daratan Lombok. Tidak lengkap rasanya jika bertamasya ke Pulau Lombok tanpa mampir ke Desa Sade. Dusun Sasak, Sade berada di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah dan dikenal dengan Desa Sade. Karena keunikan Desa Sade dan suku Sasak yang jadi penghuninya, maka Desa Sade dijadikan sebagai desa wisata oleh Dinas Pariwisata setempat.
Sade adalah cerminan suku asli Sasak Lombok. Bangunan rumah yang terkesan sangat tradisional, atapnya dari alang-alang,
dinding dari anyaman bambu,
dan alasnya dari tanah liat.
Orang Sasak Sade menamakan bangunan itu 'bale'. Cara uniknya saat mengepel bagian dalam rumah dengan menggunakan kotoran kerbau. Saat berkunjung ke Desa Sade, wisatawan diijinkan untuk belajar menenun. Sensasinya saat duduk dan terjepit diantara alat tenun sungguh merupakan pengalaman yang menyenangkan.
Setelah membaca cerita Manda ke Lombok, tentunya teman-teman ingin segera membuat itinerary kan ya. Hal yang penting dipersiapkan adalah akomodasi, yaitu berupa tiket pesawat dan tempat menginap. Tentunya akan nyaman sekali jika kita membeli tiket pesawat Garuda Indonesia, terlebih jika mengajak serta bayi atau orang tua, akan lebih nyaman jika jam terbangnya bisa dipilih yang menyamankan sehingga tidak capek di jalan.
Buat Manda, aplikasi pencari tiket pesawat tidak lagi menjadi masalah, tinggal ketik skyscanner saja. Skyscanner memudahkan Manda dalam menemukan pesawat dan hotel tempat menginap jika ingin kembali mencicip sate Rembiga dan menikmati pantai yang ada di Lombok.
Kemudahan dan kecepatan mencari tiket pesawat inilah yang membuat Manda senang mencari tiket dengan skyscanner dan filternya pun memang filter yang biasa dicari oleh para traveler.
Tanpa harus berlama-lama, ditemukan indikasi tiket pesawat yang ditawarkan, terbaik, termurah dan tercepat. Ketiganya ini sangat memudahkan bagi seseorang yang hendak bepergian dan membutuhkan waktu yang cepat untuk bisa segera meng-klik bagian akhir dari pemesanan.
Bayangkan, seorang eksmud (baca : eksekutif muda) dari perjalanan meeting di suatu kota, ternyata selesai lebih cepat dan ingin segera kembali ke kota asalnya. Di perjalanan membuka skyscanner dan memilih dengan cepat penerbangannya dari fitur tercepat. Yes! Beres dan tinggal membayar sesuai pesanan. Begitu mudah dalam genggaman ya memesan tiket pesawat melalui skyscanner.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk sahabat tamasyaku yang sedang merencanakan liburan ke Pulau Lombok. Selamat merencanakan liburan bersama orang-orang tersayang ya!
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh ID Corners dan Skyscanner.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh ID Corners dan Skyscanner.
aku belum pernah manda ke lombok :( asik ya cek tiket dan belanja di skyscanner. aku nanti mau coba pake juga ah :)
ReplyDeleteIya Koh Huang, ikutan lombanya sekalian yuk sambil coba-coba buka skyscanner ^_^
DeleteCakep banget Manda lokasi objek wisatanya.Aku belum pernah ke pantai pink nih
ReplyDeleteIya, Dian. Mengesankan. Kalau mau ke Pantai Pink, mending lewat jalur air, krn kalau jalur darat kudu siap stamina kendaraan yang bagus. Semoga pas Dian ke Lombok, akses jalan menuju pantai Pink sudah lebih bagus ya. ^_^
DeleteUdah nyampek Lombok mbak.. Aku masih bermimpi . Hehehe
ReplyDeleteSemoga mimpinya segera menjadi nyata ya mba!
DeleteEmang dari dulu lombok ini udah jadi tempat yang saya incar*, memang banyak banget wisata disana... yaa Allah semoga dapet kesempatan kesana...
ReplyDeleteAamiin. Semoga Lombok juga terus berbenah sehingga setiap tamu yang datang ke pulau tersebut merasa nyaman dan betah. ^_^
DeleteAh bikin mupeng... Lombok memang keren banget ya... destinasi wisatanya banyak banget
ReplyDeleteIyaaaa makNung. 4 hari 3 malam belum cukup untuk mengeksplore Lombok, masih ada PR ke Lombok Barat dan Lombok Utara. Semoga dimampukan lagi mengunjungi Pulau Lombok. Aamiiinnn.
DeleteLombok memang menjadi salah satu tempat yang memiliki destinasi terbanyak dan juga indah.
ReplyDeleteHari demi hari terasa semakin ingin mengunjunginya, namun apa daya waktu belum memberikan. Padahal keindahan ada di depan mata.
Semoga segera terwujud keinginannya untuk berkunjung ke Lombok ya kak. Banyak sekali opbjek wisatanya, tapi letaknya juga berjauhan. ^_^
DeleteBaca ini bikin kangen Lombok.. Huhuhu.. Btw aku pernah coba nasi balap puyung yang di Jogja, dibeliin adekku. Kayaknya itu nasi balap puyung yang sama kayak yg Manda cobain ya? Hehehe.. Rasanya emang jauh lebih enak aalinya ya?
ReplyDeleteIyaaaaa, enak bangeettt. Nasi balap puyung, sate Rembiga begitu lekat dalam ingatan lidahku. Dan sekarang pun, aku jadi kangen lagiiii. ^_^
DeleteKangen banget sama Lombok. Moga bisa ke sana lagi tahun ini.
ReplyDeleteLiburan Ima seru banget. Beneran deh jadi makin kangen Lombok.
Iya mba Rien, Lombok juga banyak berbenah dan semoga ketika nanti aksesnya lebih baik, kita bisa ke sana barengan ya. aaamiinnn ^_^
DeleteAh aku jadi kangen lombok
ReplyDeletePengen liburan bareng keluarga juga
Dulu kesana pas belum nikah
Haduuh, plecing kangkungya bikin pengin ke lombok jugaak.
ReplyDeleteMoga bisa terwujud.
Belum kesampaian ke Lombok. ya Allah mupeng banget :(
ReplyDeleteCakep banget pakai baju adat lombok, dan bisa belajar menenun kainnya...
ReplyDeleteIiihh... Lombok lagi.... Kapan lah ya aku bisa nyampe keisni....
ReplyDelete