Kelokan Sungai Oya dari Kebun Buah Mangunan

Kebun Buah Mangunan
Kelokan Sungai Oya, Mangunan
Kebun Buah Mangunan
Gardu Pandang Mangunan


Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai banyak tempat yang istimewa dan cukup untuk me-refresh-kan pikiran. Melihat sesuatu yang berbeda dan menikmati suasana baru, itulah piknik atau tamasya. Perjalanan kita kali ini ke daerah selatan dari kota Yogyakarta, melewati jalan Imogiri Timur, menuju Mangunan, Dlingo, Bantul.

Kebun Buah Mangunan
Aplikasi Android MAP

Sering kami mendengar tentang "negeri di atas awan" di Mangunan, tapi baru kesampaian menuliskan ceritanya di episode kali ini.
Karena kami yang orang Jogja juga nggak begitu hafal daerah selatan, maka aplikasi maps di Android sangat mengarahkan kami *dibanding GPS mobil* Jujur saja, di Jogjakarta bagian selatan, antara jalan bantul, jalan parangtritis, jalan imogiri barat, jalan imogiri timur hampir mirip-mirip dan kalau bukan orang selatan (baca : orang Bantul) akan mudah kesasar susur, hehehehe..

Lanjut yuk jalan-jalan kita ke Mangunan, Imogiri ya.. Perjalanan dari Yogyakarta memakan jarak tempuh 35 km dan ditempuh kurang lebih 1,5 jam dari pusat kota Yogyakarta. Jalan yang dituju menurut MAPS menuju arah Imogiri Timur (yang terkenal dengan makan raja-raja). Mudah kok kalau sudah sampai petunjuk arah Kebun Buah Mangunan. 
Kebun Buah Mangunan
Petunjuk Arah ke Mangunan

Petunjuk arah dan jalan yang berliku-liku dengan samping kanan kiri hutan ketika mulai masuk lokasi Kebun Buah Mangunan. Jalan mulus dan tidak berbahaya medannya, eh kok medan? bukannya ini di Yogyakarta, hehehehe. Ikuti saja seluruh petunjuk jalan ke arah Kebun Buah Mangunan. Di pertigaan awal masih seaah ke makam raja Imogiri. Namun nanti ada plang ke kanan menuju Dlingo, Mangunan. Nah ikuti terus, sampai ada petunjuk arah kalau lurus ke Hutan Pinus, nah disitulah kita ke kanan ya.. Taraaa.. Kebun Buah Mangunan ada di depan mata. Yuk mari bayar retribusi masuk 5,000 rupiah saja.

Kebun Buah Mangunan

Namanya juga kebun buah, eh jadi pingin clingak clinguk nyemil buah-buahan kan ya pastinya. Namun, olala... tidak ada satu buah pun ada di sini. Bayangan tentang buah-buahan langsung pudar seketika, dan mendadak gagal fokus, eh ada apa di sini ya.. Dan bertanyalah saya kepada petugasnya :

manda : "Sugeng siang pak, leres kebuh buah mangunan njih?" 
(alih bahasa : selamat siang pak, benar ini kebuh buah mangunan?)


bapak : "Inggih leres, lurus teras dumugi gardu pandang"
(alih bahasa : iya benar, lurus aja terus sampai gardu pandang)

manda : "Lho, mboten wonten buahe tho pak?" 
(alih bahasa : Lho, nggak ada buahnya ya pak?)


bapak : "Mboten musime, mboten wonten"
(alih bahasa : Nggak musim buah jadi nggak ada buah)


Kebun Buah Mangunan


Langsung inget banget harus ni bikin tulisan tentang medan menuju gardu pandang biar nggak kesasar berhenti di bagian pintu masuk Kebun Buah Mangunan yang ternyata nggak ada buahnya, hahahahaha. Lurus aja ikuti arah gardu pandang Mangunan, yang katanya puncak tertingginya di Imogiri. *setidaknya di klaim tertinggi di antara pegunungan di sekitarnya*

Jalan kecil dan menanjak sejauh kurang lebih 500 meter, masuk gigi 1 dan ada petugas dengan dilengkapi HT memberi kode mobil masuk dan mobil keluar. Karena kondisi jalan yang sempit dan curam tidak memungkinkan dua mobil ketemu, bahkan dengan motor pun, motornya ngalah berhenti dulu kalau berpapasan. Perjuangan!

Kebun Buah Mangunan

Setelah parkir, kita masih harus berjalan ke bawah menuju gardu pandang Mangunan yang di kanan-kirinya ada tempat pacaran duduk bagi yang lelah menuruni dan menaiki anak tangga.

Kebun Buah Mangunan
 
Emmm, karena sudah pernah googling tentang Mangunan, bayangan tentang Gardu Pandang sudah membayang dan tak sabar ingin melihat dengan mata kepala sendiri.

Seketika langsung takjub dengan pemandangan alam yang aduhai eloknya.


Subhanallah..

Negeri Di Atas Awan dari gardu pandang Mangunan di pagi hari.

Kebun Buah Mangunan
Pemandangan Sungai Oya dari Gardu Pandang Mangunan

Tahu banget, kenapa disebut negeri di atas awan. Kalau masih pagi, kabut di atas Sungai Oya akan terlihat seperti awan kapas dibawah kita berfoto dan seakan kita berada di negeri di atas awan. *kedip-kedip sama panda, pingin ambil jepretan pas pagi hari*

Nggak afdol rasanya nggak puas-puasin jeprat jepret di banyak mata memandang. Melihat para selfier dan welfier beraksi dengan kamera depan (nunjuk idung), bawa tongsis, bawa tomsis, suruh motoin temen, pose yang biasa sampai yang berbahaya, bawa kertas tulisan cowoknya dan bertuliskan :

"Ayang, aku pernah ke sini lho. Kita kapan?" 

*agak-agak pingin ngekek, cinta monyet segitunya kali ya? lirik-lirik mantan pacar saya sedari SMA*

Kebun Buah Mangunan
Kece Badai Pemandangannya Untuk Foto

Oiya, di foto itu anginnya nggak bisa kerekam jepretan kamera ya. Cukup diceritakan kalau di Mangunan ini wush wush wush anginnya lumayan kenceng. Dan dengan medan yang beranak tangga, di sini tidak dijumpai penjual minuman dan makanan yang layak (baca : rumah makan atau kedai). Bawa minuman yaaaa *soalnya kami kehausan pas nyampai ke sini*

Oh iya, jangan lupa bawa kembali sampahnya biar lingkungan tetap bersih dan cantik.

Kebun Buah Mangunan
Mangunan, Imogiri

Selamat berkunjung ke Mangunan ya sahabat tamasyaku!

Salam/manda

21 comments

  1. Oh, ini toh tempat asyik buat selfie di Yogya ya, Ma. Pernah liat di bbrp foto temanku. Sushi emang enak tuh kalau buat bekal. ira

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaa mb ira, akhirnya kesampaian ke sini.. enak buat ngelamun semilir angin.. hihihihi

      Delete
  2. Eh aku perna ke mangunan ini, ngak tahan ama panas nya yg juara banget hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau musim sekarang meskipun terik mataharinya, tapi semilir anginnya masih enak dipakai melamun mas.. apa mungkin krn belum siang banget ya,,

      Delete
  3. Tapi ga cocok dinamain kebun buah..kagak ada buahnya je Mak..hahahaha..

    ReplyDelete
    Replies
    1. ho oh banget mak, malahan penjual buah yang biasa mangkal bilang, buahnya ambil dari bawah trus dijual dimari.. weleh weleh.. padahal ijo-ijo gitu tapi kok gak ada buahnya ya.. wkwkwkwkwk

      Delete
  4. wah, pemandangan dari atas menakjubkan ya.... kebayang berdiri di sana melihat alamyang menghijau

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba tira, segerrrr bangettt dan lebih enak sambil bawa jagung manis rebus atau ngemil kacang kedelai, xixixixixi

      Delete
  5. Waaah.. mau kesini.. cakep banget view dari gardu pandangnya.. Kesininya kudu pagi-pagi brati ya mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbaa dee.. kalau pagi-pagi buta lebih bagusss...

      Delete
  6. Whoaa kereen, kelokan sungai oya nya :D Katanya kalau pagi lebih bagus lagi sih :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa beenerrr lebih baguuusss.. seperti berada di atas awan hasil fotonya.. *_*

      Delete
  7. Yogyakarta nggak ada matinya! Ada lagi namanya sungai oya ya :D cakep pemandangannya dari atas :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa beneerrr, makin kece aja setiap waktu ya mas fahmi.. apalagi pantainya sekarang di Gunung Kidul banyak yang baruu...

      Delete
  8. Asik nih tempatnya. TFS ya mbak :)

    ReplyDelete
  9. Wah keren pemandangannya. Foto berduanya juga cihui bgt, nempel kyk perangko :). Aku pernah baca postingan Qachan kok nggak pas musim buah juga ya? Jadi musimnya bulan apa dong, biar sekalian ngrujak heheee

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadi nggak pernah ada buah mak lusiii, hihihihihi.. namanya terlanjur tenar jadinya nggak bisa diubah.. hihihihi.. maklum mak masih berdua jadi masih kayak perangko, wkwkkwkwkwk...

      Delete
  10. Cakep kelokannya kyak di Vietnam. Selama ini nggak punya Sushi Roller. Manfaat nih, bisa bonton makanan saat travelling. lebih ringkas kalau dipadatkan dengan sushi Roller. *jempol

    ReplyDelete
    Replies
    1. lemper ala-ala manda dan emak mbolang ya mba.. hihihihihi

      Delete
  11. trimakasih pak, sy sudah kunjung balik tapi tidak bisa tinggal komentar ya di web bapak?

    ReplyDelete

Terima kasih sudah meninggalkan jejak komentar di www.tamasyaku.com. Fast response, silahkan email ke suryani19ep@gmail.com ya. Mohon maaf untuk moderasi komentarnya. Salam, Manda