Wisata dan Kuliner

Pantai Slili

Pantai Slili, bagian dari deretan pantai berpasir putih di pegunungan kapur Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai yang kalau dari pantai Baron, masih ke selatan setelah pantai Kukup, pantai Drini, pantai Krakal, baru ketemu pantai Sadranan dan pantai Slili yang berlokasi masuk sama. Sore ini, laut sedang surut bersahabat. Kali ini tamasyaku akan bercerita tentang snorkeling di pantai Slili Kecil. Kenapa disebut pantai Slili Kecil? Karena ada pantai Slili Besar, hehehehe.

Bepergian bersama ponakan tersayang, Rafisqy yang di dunia maya panggilan sayangnya dari onty adalah Piki. Mengajak berlibur ke pantai Gunung Kidul yang perjalanannya kurang lebih 3 jam ditempuh dari kota Yogyakarta. Karena memang sudah direncanakan untuk liburan ke pantai, jadilah kami menginap di pinggir pantai. Siang hari sesampainya di tempat menginap, kami beristirahat dulu dan di sore harinya kami baru ke pantai untuk bermain air. Tidak lupa untuk membawa serta jaket anak bila ingin tamasya ke pantai ya karena angin pantai itu sembribit untuk anak-anak.

Sesampainya di pantai Slili Kecil yang hanya beberapa meter saja dari penginapan, sore ini kami melihat pantai dalam keadaan surut. Mau snorkeling tanpa alat di pantai Slili sore ini? Bisa banget! Yeaayyy, melihat batu karang cantik dan akuarium laut alami dengan pantai selatan yang jauh di belakang sana rasanya amazing.

Kalau dari Wikipedia, Snorkeling (selam permukaan) atau selam dangkal (skin diving) adalah kegiatan berenang atau menyelam dengan mengenakan peralatan berupa masker selam dan snorkel. Selain itu, penyelam sering mengenakan alat bantu gerak berupa kaki katak (sirip selam) untuk menambah daya dorong pada kaki. Nah, untuk kali ini cukup menggunakan mata telanjang untuk bisa menikmati keindahan coral atau batu karang yang berwarna-warni. Sisa-sisa air di cerukan-cerukan membentuk akuarium dasar laut lengkap dengan ikan-ikan cantik yang terjebak di cerukan itu.

Ternyata surutnya pantai di Slili Kecil ini menjadi berkah untuk kami bisa snorkeling tanpa alat dan bisa melihat keindahan batu-batu karang yang berwarna-warni dan beberapa biota laut yang tertinggal di darat saat air pasang.

Penasaran dengan batuan hidup? Ya, manda juga baru saja tahu bahwa ada batuan yang hidup, mengeluarkan lendir dan seperti menyedot ketika tangan kita menyentuhnya. Namanya terumbu karang. Bersyukur bisa menyaksikan ada terumbu karang dan menyentuhnya sebentar. Allohu Akbar ya! Alloh menciptakan detail banget setiap makhluk ciptaanNya dengan ciri khas dan menunjukkan keMahaBesarannya. Sekaligus bersedih, ketika air surut dan terkena panas matahari, ada beberapa terumbu karang yang warnanya sudah kecoklatan alias sudah mati karena mungkin terinjak-injak dan tidak tenggelam di air mungkin ya.

Lagi-lagi banyak menyebut asmaNya, melihat warna-warni cantik yang ada di bumiNya. Ada batuan yang bisa berwarna biru, hijau, ungu, pink, hitam, coklat, putih, dan membuat perpaduan yang cantik banget untuk dilihat mata. 

Pantai yang surut dengan paparan sinar matahari sore yang hangat, menciptakan sebuah bayangan atau siluet yang bisa dijepret oleh lenca kamera. Di salah satu cerukan yang berair, kita juga bisa menangkap angin dalam jepretan. Terlihat angin meniup air dalam cerukan itu menjadi bergelombang. Fabiayyi aalaa irobbikumaa tukadzdzibaan.

Bagi yang bepergian PP (Pulang Pergi) bisa menunaikan ibadah solatnya di musholla yang disediakan bersih di salah satu gubug di pantai Slili ini. Ingin merasakan sensasi solat dengan suara debur ombak? Seru dan menambah kekhusyukan dalam syukur.