Liburan ke Solo dengan Carter Mobil




Jalan-jalan manda kali ini akan berwisata dan sekaligus kulineran di kota Solo dan sekitarnya. Kota yang sejak jaman dahulu terkenal dengan kulinernya yang miroso. Penasaran untuk menghabiskan sehari semalam menikmati yang khas di kota Solo. Perjalanan dari kota Yogyakarta memakan waktu kurang lebih dua jam saat arus lalu lintas lancar.

Seperti biasa, meskipun perjalanan wisata ini hanya manda dan panda, tetap kami membuat agenda perjalanan. Tujuan kami pertama kali adalah berwisata ke Candi Cetho di daerah Karanganyar. Lalu setelah check-in, kami akan menikmati nasi liwet khas Solo di Wongso Lemu. Keesokan paginya sarapan tenkleng yang fenomenal sebagai masakan khas Solo, tak lupa membeli cemilan serabi Notosuman dan berwisata sebentar ke Museum Batik di Kota Solo.

Hal terpenting saat Manda dan Panda bertamasya adalah transportasi. Mengunjungi objek wisata di kota yang berbeda, dimana letak objek wisatanya terletak jauh dari pusat kota tentunya menjadi hal yang harus dipikirkan urusan transportasinya untuk menuju ke objek wisata tersebut. Mau carter mobil? Cek harga dan pilihannya di sini.

Menikmati Suasana Bali di Timur Kota Solo, Karanganyar




Melihat foto di atas, tentunya sahabat manda membayangkan bahwa kami sedang di Bali ya? Dari judulnya kan kami sedang berwisata di kota Solo, Jawa Tengah. Ternyata, Karanganyar yang berada di timur kota Solo menawarkan banyak objek wisata menarik, selain ndoro Donker. Perjalanan dari Solo menuju Karanganyar kurang lebih 1,5 jam dan jika ingin ke Candi Cetho disarankan untuk melakukannya pagi hari, sebelum kabut menyelimuti medan curam yang akan dilalui untuk sampai di candi Cetho.

Bagi kalian yang sudah sampai di kota Solo, cukup carter mobil untuk bisa mengunjungi Karanganyar dan mengeksplor seluruh objek wisata ciamik yang ada di Karanganyar.

Memasuki kampung di kawasan candi Cetho, kita seperti memasuki kampung Bali. Dimana bangunan gapura di pintu masuk tiap rumahnya seperti khas Bali. Candi Cetho sampai saat ini masih dipergunakan sebagai tempat ibadah umat Hindu. Candi Cetho yang berada di ketinggian 1500 meter merupakan pos awal dari jalur pendakian menuju gunung Lawu. Untuk sampai ke puncak candi Cetho, kita akan melewati banyak anak tangga dan melewati gapura-gapura kecil dengan kabut yang pukul 11 waktu itu sudah mulai menyelimuti kawasan candi Cetho. Sungguh menarik, seperti berada di atas awan.

Melihat foto-foto di atas, bisa dibayangkan dinginnya berada di candi Cetho kalau malam hari ya. Setelah puas berfoto-foto ria, kami melanjutkan perjalanan kembali ke kota Solo dan tidak lupa mampir menyruput teh asli dari kebun teh kemuning yang terhampar seperti bukit Teletubbies di daerah yang bernama Kemuning.



Tamasya atau piknik di tempat-tempat baru yang luar biasa mampu me-refresh pikiran dan membuat mood menjadi baik. Bagaimana tidak? Hamparan pemandangan alami yang berwarna hijau dan dinginnya kabut yang mendinginkan kepala, dengan sekejap mampu menghilangkan penat dari rutinitas keseharian yang menjebak. Itulah kenapa piknik atau tamasya itu penting.


Kuliner Malam Hari di Kota Solo, Nasi Liwet

Selepas maghrib, kami mulai hunting kuliner Solo di daerah Keprabon. Ya benar, tujuan kami ke nasi liwet. Bagi sahabat manda yang belum bisa membayangkan nasi liwet, berikut ya foto dari TKPnya.


Melihat foto di atas saja, saya masih menelan ludah dan membayangkan manis dan gurih berpadu sempurna dalam nasi liwet sebagai kuliner khas Solo ini. Kalau manda boleh mendeskripsikan nasi liwet ini, nasinya seperti nasi uduk Jakarta dan lauknya dimasak menyerupai telur dan ayam areh pelengkap gudeg di Yogyakarta.

Lalu ada santan kental yang rasanya gurih serta sayur pepaya yang membuat nasi liwet ini begitu khas dan unik untuk segera disantap. Cara penyajiannya pun unik dan berciri khas, dengan menggunakan daun pisang atau pincuk. Minuman yang kami pesan, wedang teh dan wedang jeruk, rasanya manis khas orang Jawa.


Kuliner lain yang harus dicoba di kota Solo, yaitu tengkleng Solo.


Sarapan Pagi Tengkleng dan Sate Buntel

Lagi-lagi kota Solo memang menawarkan hal yang unik, karena kebanyakan di kota Jogja menikmati olahan kambing biasanya di malam hari. Kalau di kota Solo, olahan kambing dinikmati di pagi hari. Baiklah, mari kita pesan yang menjadi favorit di Bu Hj. Bejo ini. Manda memesan sate buntel dan panda memesan tengkleng. Tentunya, kami berbagi porsi untuk hal-hal yang berbau kambing ini, hihihi.


Sate buntel dan tengkleng pun sudah terhidang di atas meja. Saatnya kita memulai bersantap pagi dengan hidangan yang mengundang selera ini. Abaikan tentang kolesterol sejenak, karena kita sedang berada di rumah makan, sedangkan kolesterol adanya cuma di laboratorium. hehehehehehe.




Oleh-Oleh Khas Solo, Serabi Notosuman. 

Selepas sarapan, kami menyempatkan untuk membeli cemilan sebagai oleh-oleh di serabi Notosuman. Jangan mengira bahwa kami maruk dan kurang kenyang setelah menyantap sarapan olahan kambing ya? Saking larisnya, kemarin siang kami mampir ke sini sudah kehabisan. Makanya menyengaja pagi ini sebelum berkeliling kota, kami membeli serabi Notosuman yang fenomenal ini. Rasa manis serabi yang bisa dipilih rasanya, mau original atau coklat, membuat rindu akan Solo dan kulinernya.




Museum Batik Danar Hadi

Setelah check-out dari hotel dan kebetulan hari masih terang di kota Solo. Melewati jalan Slamet Riyadi, tergoda untuk berkunjung sejenak di museum batik Danar Hadi. Didalamnya terdapat koleksi-koleksi batik yang dipakai raja dan ratu di kraton Surakarta, Mangkunegaran maupun Yogyakarta. Serta beberapa koleksi apik yang berasal dari beberapa daerah di dalam negeri dan luar negeri. Sejarah perkembangan batik yang diceritakan dengan fasih oleh pemandu yang disiapkan saat kita masuk ke museum batik tersebut. Harga tiket masuk ke museum ini adalah 15,000 untuk pelajar dan 35,000 untuk umum.


Setelah berkeliling di museum yang cukup luas dan nyaman karena ada pendingin udara yang diperhatikan suhunya demi menjaga kain batik  yang usianya sudah puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Kami keluar dari ruang pameran satu, dan diperkenalkan dengan proses membatik yang sedang dilakukan oleh pembatik. Di sinilah, kita diperbolehkan untuk mengambil gambar, seperti pose kita sedang membatik.

Ditutup dengan menikmati batik-batik cantik di museum batik Danar Hadi, kami pun mengakhiri liburan akhir pekan kami di kota Solo. Benar-benar, sehari semalam yang menyenangkan di kota Solo yang meninggalkan banyak kenangan, terutama kulinernya yang akan membuat kami kembali lagi untuk menyantapnya.

Cukup dengan carter mobil, maka seluruh objek wisata di kota Solo dan Karanganyar siap dijelajahi. Selamat bertamasya!

25 comments

  1. waktu ke Solo bawa mobil sendiri trus karena suami ada acara reuni sama temen2 pesantrennya aku ke ndoro donker sendirian nyetir sambil bawa Raya hahahaha :D cuman berbekal waze & google map, alhamdulillah nyampe hahaha. Tapi setelah ngerasain gitu, aku mikir mending nyewa mobil dah, lebih santai, tinggal duduk, bobok & nyampe :D ngga perlu repot2 nyetir kayak kemaren hahahah :D

    ReplyDelete
  2. Aduuh sate buntelnya menggoda banget. Jadi tergoda. Aku mah paling nggak nolak kalau disodorin sate sebanyak apapun haha.

    ReplyDelete
  3. oke deh, ntar kalo ke solo lagi bisa kuperhitungkan nih sewa mobil. Segala sate-sate itu bakal jadi favorit suami deh, suka banget dia.
    Cuma ya...entah kapan gitu ke solonya hehehe

    ReplyDelete
  4. seru ya mbak sekarang traveloka bisa carter mobil segala, enak banget yang tinggal di pulau jawa ini.

    ReplyDelete
  5. Tengkleng itu makanan kesukaanku kalau sedang di Solo. Iya, kalau di Solo mending sewa mobil dan sekalian sopirnya kalau menurutku. Jalanan di kota Solo itu padet, macet dan banyak yang mirip. Suami Pernah hampir 2 jam muter-muter aja di kota Solo, padahal udah pakai google map

    ReplyDelete
  6. Langsung ngakak di bagian ini:

    "... abaikan tentang kolesterol sejenak, karena kita sedang berada di rumah makan, sedangkan kolesterol adanya cuma di laboratorium!"

    Dulu pernah ke Solo pas mau ke Yogja, tapi cuma lewat doang, karena keterbatasan waktu.

    Hmmm... kudu dihapalkan nih referensi kuliner Manda^^

    ReplyDelete
  7. Aku pas jalan2 "ke atas" juga carter mobil karena rombonganku banyaaak ��
    Manda asyik banget kuliner teruus

    ReplyDelete
  8. Aku belum kesampaian ke Ndoro Dongker dan Candi Cetho deh Manda, nyaman banget ya suasananya...pengen ke sana menikmati teh dan candi bernuansa Bali

    ReplyDelete
  9. Aku nggak kesampaian makan sate buntel Bu Bejo, mba. Penuh banget. Akhirnya mundur. Ntar ah kapan-kapan mau nyobain lagi :)

    ReplyDelete
  10. Duuh mauuuu ke Solo, aku cuma pernah numpng lewat dan makan juga malam2 jd gak bener2 nginjek Solo nih. Enak kalau ada mobil yang bisa disewa gtu, bisa sekalian ma driver gak ya? Buta jalan drpd ngabisin waktu nyari jalan dann tujuan enakan duduk manis haha. Eh sewanya bisa dr Jakarta apa itu dr Yogya ya?

    ReplyDelete
  11. saya jg suka ke candi2... keren gitu arsitek tempo dulu bisa bikin bangunan megah tak lekang waktu. enak ya kak kalo jalan2 bawa kendaraan sendiri

    ReplyDelete
  12. Mbak, aku penasaran sama candi cetho dan kebun teh kemuning... Sepertinya indah permai ya? Hihi... Iya,, sepakat, berwisata ke tempat yang kita belum tahu medannya memang mending nyarter saja...

    ReplyDelete
  13. Carter mobil lebih enak ya mba kalau mau mengunjungi beberapa objek wisata.
    Ah, aku pengin ke solo.

    ReplyDelete
  14. duh tamasyanya komplit nih...sewa mobil emang cocok buat traveling gini. .bisa dapet banyak tujuan...

    ReplyDelete
  15. Bener nih, kalo keliling kota Solo, enaknya emang carter mobil aja. Kalau ngandelin transportasi publik mah susah. Nggak bakal puas karena tua di jalan. hehehee

    ReplyDelete
  16. Keliling kota, gak hanya Solo, kota wisata manapun nyamannya carter mobil ya man. Lebih nyaman dan bisa eksplor banyak tempat wisata.

    ReplyDelete
  17. Belum pernah ke Candi Cetho dan kampung Bali. Pengen banget ke sana. Harus pagi ya ke sana biar nggak kena kabut. Selama ini kalau ke Solo jarang banget ke daerah Karanganyar. Biasanya di kota saja.

    ReplyDelete
  18. Iya ya sakjane enak carter mobil dari pada capek2 nyetir dari jakarta ke sana. Di sana tinggal jalan2 awak e ga capek

    ReplyDelete
  19. Waa..aku jadi pingin nasi liwet. Besok ah buat sarapan..

    ReplyDelete
  20. Aku lho, Mbak, wong Magetan tapi belum sampai Candi Cetho dan Ndoro Dongker. Padahal tiap ke Solo atau Yogya lewat. Tapi kok ya gak mampir-mampir. Padahal kalau aku lihat-lihat lokasinya oke juga. Kalau ke Cetho aku jadi ingat Aroma Karsa. Rodo wedi jadinya, kekeke.

    ReplyDelete
  21. Itu kuliner Solo bikin ngiler ih, jadi inget beberapa waktu lalu ke Solo dan sempat kulineran tapi gak semua jajanan Solo bisa saya coba karena keterbatasan waktu. Siapa tau dalam waktu dekat bisa kesana lagi.

    ReplyDelete
  22. Carter ini kayaknya memang solusi yang tepat ya Kalo bawa kendaraan sendiri pasti jatuhnya lebih mahal. Mana pegel2 pula

    ReplyDelete
  23. Huaaa serabi solo. Saya tuh anak ketiga ngidamnya serabi solo. Belum oernah saya jalan2 ke solo. Jadi mau kesana deh.

    ReplyDelete
  24. Kalau ke Solo, aku selalu ngidam Surabi Notosuman.
    Yuummmii banget...nget.
    Apalagi dimakan hangat-hangat.

    Dan tengkleng.
    Ya Allah...kuliner Indonesia yang sungguh nikmat tiada tarraa~

    ReplyDelete
  25. Duh, minggu lalu aku barusan ke Solo, sudah bikin list makanan lokal, tapi apa daya waktu nggak memungkinkan. Eh, carter mobil lebih gampang ya mba.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah meninggalkan jejak komentar di www.tamasyaku.com. Fast response, silahkan email ke suryani19ep@gmail.com ya. Mohon maaf untuk moderasi komentarnya. Salam, Manda