Pesona Dieng, Pesona Negeri Kayangan di Pulau Jawa
Siapa yang belum pernah mendengar Dieng? Dataran Tinggi Dieng adalah kawasan vulkanik aktif di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Sebuah perjalanan yang memanjakan mata dan hati siapapun yang merencanakan perjalanan ke Dieng melalui perjalanan darat.
Menghadirkan kembali kenangan perjalanan ke Dieng yang sudah berkali Manda dan Panda lakukan. Mengenang cerita perjalanan itu menyenangkan, terlebih kalau kita berbagi pengalaman yang bisa berguna bagi sahabat Manda yang membaca tulisan ini. Berkali ke Dieng dilakukan saat weekend, mulai dari menikmati objek wisata di Dieng, menikmati Dieng Culture Festival, menikmati desa Sembungan dan mendaki Bukit Sikunir untuk menikmati sunrise dan tentunya menikmati kuliner serta belanja oleh-oleh khas Dieng.
Baca juga : Perjalanan Darat Menuju ke Dieng dari Yogyakarta
Dieng dan Negeri Kayangan
Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata bahasa Kawi, yaitu "di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Menurut KBBI, kayangan berarti tempat dewa atau surgaloka. Oleh karenanya, Dieng disebut juga sebagai negeri kayangan.
Perjalanan dari kota Yogyakarta, kurang lebih menempuh jarak sejauh 126 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam. Secara kondisi jalan, perjalanan darat dari Yogyakarta ke Dieng sudah beraspal bagus dengan rute Magelang - Temanggung/Parakan - Wonosobo - Dieng. Perjalanan yang bakalan memanjakan indera mata dan pengecap karena kita bisa melihat pemandangan gunung-gunung dan menikmati kuliner Wonosobo yang terkenal, Mie Ongklok.
Mie Ongklok sebagai makanan khas kota Wonosobo ini disajikan dengan pelengkapnya sate sapi, tempe kemul dan geblek. Semangkuk mie ongklok berisi mie kuning yang direbus kemudian diracik dengan campuran kobis dan daun kucai, serta taburan bawang goreng. Mie ongklok disajikan dengan siraman kuah kental dari campuran kanji yang berwarna kecoklatan. Menyantap mie ongklok harus cepat karena kalau kelamaan akan mencair.
Kata ongklok digunakan untuk menyebut peniris yang terbuat dari anyaman bambu yang digunakan untuk merebus mie, kobis serta kucai. Setelah selesai menyantap kuliner Wonosobo yang tidak boleh dilewatkan, kita pun melanjutkan perjalanan menuju ke Negeri Kayangan Dieng.
Dataran Tinggi Dieng memiliki ketinggian rata-rata sekitar 2.000 m di atas permukaan laut dengan suhu berkisar 12 - 20°C di siang hari dan 6 - 10°C di malam hari. Pada saat musim kemarau (bulan Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan terkenal dengan fenomena embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas atau embun racun, karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian di wilayah Dieng.
Misteri Carica yang Hanya Bisa Tumbuh di Dieng
Yeaaay! Sudah bertemu dengan tugu carica. Minuman carica (baca : karika) adalah oleh-oleh yang sudah populer dari Dieng. Ada hal misterius dari carica ini, konon katanya hanya bisa tumbuh di Dieng. Kalau ditanam di Jogja atau daerah lainnya, akan keluar sebagai buah pepaya biasa. Aneh ya!
Untuk memecahkan misteri buah carica ini, Manda mendapat sumber dari intisari bahwa memang secara fisik pohon, daun dan buahnya mirip dengan pepaya, tetapi buahnya lebih kecil-kecil. Buah carica ini biasa dibuat manisan yang dijual dalam bentuk cup minuman carica sebagai buah tangan khas Dieng. Kemisteriusan pohon buah carica yang hanya bisa tumbuh di lereng bagian atas Gunung Dieng terjawab sudah!
Menurut penuturan petani di Dieng, meskipun carica sangat mudah tumbuh, namun uniknya, ketika ditanam di lereng gunung tidak semua tempat cocok ditumbuhi pohon carica ini. Semakin ke bawah, semakin sulit tumbuh. Kalaupun bisa tumbuh, sulit berbuah. Ternyata faktor ketinggian yang membuat Carica hanya bisa ditemui di Dieng. Nah, dengan segala keunikan dari buah carica, minuman carica yang enak ini sekarang mulai dipasarkan secara online.
Setelah memecahkan misteri buah carica Dieng, bagaimana kalau sekarang kita jalan-jalan di tempat istimewa buat Manda Panda kalau tamasya ke Dieng? Dieng, selain negeri kayangan juga dikenal sebagai negeri di atas awan. Kabut yang turun lebih sering di kawasan Dieng sehingga suasana di Dieng akan terasa sejuk dan dingin, itu yang membuat kami selalu rindu ke Dieng.
Objek Wisata Populer di Kawasan Dieng
Bagi sahabat Manda yang memang ingin ke Dieng untuk berekreasi mengajak orang tua atau anak-anak, banyak sekali objek wisata yang bisa dikunjungi. Beruntung sekali pernah bertemu dengan warga lokal dan darinya kami mendapat semacam "buku saku Dieng", baik banget ya, mau menggambarkan peta objek wisata di Dieng. Objek wisata di Dieng tersebar banyak sekali, sehari tidak akan cukup untuk meng-explore kawasan Dieng.
Telaga Warna dan Gua-Gua di Sekitarnya
Berkali ke Dieng saat menjadi anak, kami selalu diajak ke objek wisata yang populer saja. Telaga Warna dan Dieng Theater adalah tujuan utama mama papa ketika mengajak anak-anak ke Dieng. Tipe orang tua yang tidak hobi menginap ketika bepergian melekat di kedua orang tuaku. Alhasil, pergi pulang saja ketika kami mengunjungi Dieng. Menikmati kawah dan ke objek wisata Telaga Warna, cukup menikmatinya dengan berjalan menyusuri kawasan Telaga Warna dan Telaga Pengilon, termasuk ada banyak gua di sekitar kawasan Telaga Warna. Cukup membayar tiket masuk objek wisata Telaga Warna, maka akan bisa menemukan banyak objek wisata dan objek foto di sekitarnya.
Objek wisata Telaga Warna ini termasuk telaga yang memiliki keunikan karena warna air telaganya memunculkan banyak warna, yang paling sering muncul adalah nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung. Sedangkan Telaga Pengilon, telaga yang letaknya bersebelahan persis dengan Telaga Warna, memiliki keunikan warna air telaganya bening seperti tidak tercampur belerang. Karena warna air telaganya yang bening dan bisa dipakai berkaca, maka telaga tersebut dinamakan Telaga Pengilon.
Wisata Kawah di Dieng
Salah satu yang membedakan Dieng dengan dataran tinggi yang lain adalah keberadaan kawah yang masih aktif dan menjadi daya dukung pariwisata di Dieng. Menurut Wikipedia, kawah aktif di Dieng merupakan kepundan bagi aktivitas vulkanik di bawah dataran tinggi. Pemantauan aktivitas dilakukan oleh PVMBG melalui Pos Pengamatan Dieng di Kecamatan Karangtengah.
Berikut adalah kawah-kawah aktif yang dipantau kawah Candradimuka, Kawah Sibanteng, Kawah Siglagah, Kawah Sikendang yang berpotensi gas beracun, Kawah Sikidang, Kawah Sileri, Kawah Sinila yang berpotensi gas beracun, dan Kawah Timbang yang juga berpotensi gas beracun. Tapi tidak perlu cemas dengan kawah-kawah aktif yang ada di kawasan Dieng, letaknya jauh dari objek wisata yang aman dikunjungi.
Karena kawah-kawah aktif yang ada di Dataran Tinggi Dieng lah, bermunculan tempat wisata kekinian yang juga bisa dinikmati ketika berkunjung ke Dieng, D'Qiano Hot Spring Waterpark. D’Qiano Hot Spring Waterpark merupakan wahana pemandian air panas dengan sumber kolam pemandian air panas diambil langsung dari sumber mata air panas di Dieng. Objek wisata D'Qiano Hot Spring Waterpark berlokasi di Desa Kepakisan dekat dengan objek wisata Kawah Sileri.
Batu Pandang "Ratapan Angin"
Berfoto dengan view Telaga Warna bisa dilakukan dari tempat yang dikenal dengan batu pandang Ratapan Angin, sewaktu Manda ke Dieng, sengaja menyempatkan untuk berfoto di tempat yang ngehits di instagram tersebut. Ternyata, disekitarnya malah bisa menjumpai semacam wahana flying fox dan pemandangan dari ketinggian yang bagus sekali.
Namanya juga Batu Ratapan Angin, memang menuju ke situ banyak dijumpai batu-batu besar yang bagus untuk spot berfoto. Sewaktu menuju ke Batu Ratapan Angin, Manda melewati semacam kebun carica dan ditanahnya bisa muncul kepulan asap. Sebuah perjalanan tamasya yang sekaligus bisa mengedukasi.
Dieng Plateau Theater
Seperti kebanyakan tempat wisata di kawasan gunung berapi, seperti di Ketep Pass dan Museum Gunung Merapi, ada theater yang akan memutarkan film berdurasi pendek yang berkaitan dengan kegunungapian di sekitarnya. Manda dan Panda pun tidak melewatkan untuk menonton sekitar 10-15 menit di Dieng Volcano Theater karena letaknya yang berdekatan dengan batu pandang Ratapan Angin.
Pesona Dieng tak akan habis dinikmati hanya dari alamnya, kalau tadi kita sudah bercerita tentang telaga, kawah, buah carica yang tumbuh di Dieng, sekarang kita meneropong Dieng dengan pesona candinya.
Kompleks Candi di Dieng
Komplek candi yang ada di kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan kompleks candi-candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7 Masehi. Uniknya, Candi-candi di Dataran Tinggi Dieng diberi nama-nama tokoh pewayangan, antara lain: Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran Aswatama, Candi Nakula-Sadewa, Candi Parikesit, dan Candi Dwarawati.
Manda sendiri masih punya banyak PR untuk kembali ke Dieng dan mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi, masih banyak candi yang belum sempat dijelajahi. Saat menuliskan cerita Manda Panda sewaktu ke Dieng, sungguh rasanya seperti meneguk obat rindu pada Negeri Kayangan Dieng. Rindu harus tertuntaskan, oleh karenanya Manda bongkar file foto dimana saat itu sedang digelar Dieng Culture Festival di Candi Arjuna. Betapa kompleks Candi Arjuna kala itu menawan untuk dijadikan latar berfoto seperti pada foto berikut ini. Tak heran jika banyak wisatawan yang datang untuk menikmati pemandangan dari kompleks Candi Arjuna.
Membaca cerita Manda tentang Dieng yang seakan tak ada habisnya dan menyenangkan. Tentulah Manda dengan senang hati mau berbagi apa yang membuat perjalanan tamasya ke Dieng selalu menyenangkan.
Tips Tamasya Nyaman Saat ke Dieng
- Rencanakan liburan.
- Ketahui peta objek wisata.
- Tentukan tujuan serta tempat menginap.
- Bawa perlengkapan jaket, selimut, obat-obatan, dan tutup kepala bagi yang tidak tahan dingin.
- Bersikap sopan.
- Menjadi pengunjung yang beradab ketika berada di tempat yang disakralkan.
Sampai ketemu di Dieng ya! Berkali ke Dieng, meninggalkan kesan dan cerita yang berbeda. Buat ceritamu sendiri di Negeri Kayangan Dieng ya.
Duh Dieng.. 😍😍 Kalo ngomongin Dieng, auto kangen ama dingginnya euy. Kangen juga ama tempe kemul dan manisan caricanya.
ReplyDeleteJadi kapan kita barengan ke Dieng? Mendaki Gunung Prau yuk! Oiya jadi inget penginapan Cahaya kita menjadi saksi cerita indah di Dieng ya
DeleteLagi pandemi gini lihat postingan travelling udah ikut ngerasa piknik tipis tipis. Makasih manda sudah berbagi ya. Aku suka manisan carica, baru tau kalau dia nggak bisa tumbuh di tempat lain.
ReplyDeleteTuh kannnn aku aku baper hahahha...Miss this place so much...
ReplyDeleteLengkap sekali informasinya mbak, terima kasih. Saya jadi tahu ada buah karika (carica).
ReplyDeletesemoga suatu waktu saya bisa menjelajah Dieng selengkap-lengkapnya.
Kalau ditanya udah ke Dieng apa belum, jawabanku belum manda hahaha
ReplyDeleteTapi gapapa sementara ini udah tersalurkan niat jalan jalannya dari tulisan ini heheh
Aku udah beberap akali ke Dieng tapi belum pernah ngajak anak. Padahal rencananya lebaran kemarin mau ke sini tapi tinggal rencana aja. Semoga pandeminya cepat berakhir. Kaliau ke sana aku suka sama Carica
ReplyDeleteSudah beberapa kali wisata ke dieng, dan pastinya berkesan banget buat aku :) yang jelas karena pemandangannya, wisata kulinernya :) top banget
ReplyDeleteLengkap banget ceritanya manda. Aku belum pernah nginep yg di desa sembungan itu. Sama di samping telaga cebongan. Pgn euy insyaallah kalau anak2 udah gedean. Asyik y Dieng
ReplyDeleteMasyaAllah Mba...baca ceritanya langsung flashback nih aku. Dulu juga aku perjalanan darat dari Sumedang ke Dieng. Mantap banget haha. Dan aku sedih pas liat foto Mie Ongklok dan sate di atas �� kepengen... dulu rasanya pengen dibawa pulang, tp karna dari kanji ya...jd emang lebih enak makan di tempat. Huhu pengen ke Dieng lagi
ReplyDeleteDieng benar-benar eksotik dan memiliki pesona tersendiri, enaknya kesana bersama org tersayang. Unch banget
ReplyDeleteDieng saat ini sudah banyak berubah ya. Terakhir ke sana tahun 2012. Wkwkwkwkkk... Masih single dan sekarang anak saya sudah SD
ReplyDeletesaya sudah pernah dengar dieng tapi belum sempat ke sana mbak. Rencananya pertengahan tahun mau jalan2 ke jogja dan sekitarnya, eh malah pandemi. Lengkap banget info yang mbak kasih ttg dieng di sini. Langsung aku bookmark mbak hehehe.
ReplyDeletewaaa pemandanganya kece banget yaaa, makanannya juga menggoda semua niiih aku belum pernah ke sanaaa, jadi pengen ke sana juga, masukin wish list dulu aaah
ReplyDeleteMasha Allah buah caricanya imut banget sih. Kirain mah buahnya segedhe pepaya gitu. Ternyata nggak. Hehehe
ReplyDeleteAkutu terakhir ke sana zaman kuliah lapangan. Sekarang udah bagus banget ya. Obyek wisatanya juga banyak. Duuh kulinernya bikin ngiler deh...
ReplyDeleteWah seru banget ya main ke Dieng. Kepengen banget deh bisa jalan-jalan ke sana bawa anak-anak. Bau suami deh yang udah ke sana. Katanya seru. Semoga abis pandemi bisa main ke sana. :D
ReplyDeleteAku kalau ke Dieng nyarinya mie Onklok sama carica kemasan
ReplyDeleteMembaca cerita Manda ke Dieng jadi semakin penasaran ingin main ke sana. Dulu baru sempat lewat Wonosobo dan lihat pedagang buah carica aja. Dan penasaran dengan buah carica-nya. Rasanya seperti buah pepaya, ya?
ReplyDeleteTeman-teman blogger banyak yang bahas ttg Dieng ini jadi semakin penasaran, oh ya buah Carica baru kali ini saya dengar lho, kepingin merasakan langsung gimana rasa dan aromanya
ReplyDeleteKalau baca cerita tentang Dieng gini tuh langsung kebayang gimana serunya suasana Jazz di Negeri Atas Awan. Saya yang lihat videonya di Youtube aja sukaaa..gimana yang menyaksikan langsung.
ReplyDeleteAku pun pengin bisa balik lagi ke Dieng, asalkan enggak pas liburan ya. Dieng parah banget kalau pas liburan, penuh sesak. Yang nggak nguatin tuh saat harus antri di tanjakan yang super panjang itu. Menguras kampas kopling dan rem euy. :))
ReplyDeleteCarica nih kesukaanku. Senang sekali makan manisan carica yang suegeeer ini.
aku mauuu ke Dieeeng Imaaaa...bareng sama anak - anak juga sekaliaan hehehe. Mie ongkloknya enaak deh jayaknyaaa
ReplyDeleteaih saya juga membayangkan gimana serunya kalau ke Dieng gini bareng keluarga. Saya suka euy liburan ke tempat dingin gini. Pas banget belum pernah ke Dieng~
DeleteMasku pamer-pamer kalau uda pernah ke Dieng..
ReplyDeleteTernyata tempat yang bisa di eksplor banyak juga yaa, kak Manda...
Baiknya seminggu di Dieng, hahaha...sambil refreshing lepas kepenatan dari kesibukan sehari-hari.
Kebayang dinginnya udara di Dieng...
DeletePasti fresh abis liburan ke sini.
Pangling sama kak Manda.
Aduududuuuuh itu mie ongklok ngangenin bangeeeett, susah lagi ya Mbak dicari di tempat lain kalau nggak di sana.... plus mendoan sama teh angeeeet duuuhhh.... pengeeen!
ReplyDeleteWah.... Dieng! Ke sana nggak cukup sehari aja ya mbak? Karena banyak obyek wisata unik yang nggak ada di tempat lain. Pan kapan pengen ke sana lagi aahh
ReplyDeleteDieng memang tak terlupakan ya mbak. Saya saja meskipun sudah empat tahun yang lalu, tetap mengingat serunya perjalanan dan petualangan kami. Banyak tempat wisata yang menyimpan sejarah. Makanan khasnya mie ongklok juga enak, ngangeni ya.
ReplyDeletepenasaran sama pesona Dieng beserta misteri yang terkait di dalamnya, mamahku pernah ke sana, katanya bagus sekali dan sangat dingin
ReplyDeleteTernyata banyak tempat yang bisa dikunjungi di Dieng yaa... Ada candi ya juga. Hmmm makin ingin kesana deh rasanya. Akhir tahun kira kira sudah bisa berkunjung kesana apa belum ya?
ReplyDeleteBelum pernah ke Dieng
ReplyDeleteCuma sekadar dengar cerita. Termasukcerita mba Ima di tulisan ini
ah bagus ya ternyata wisata telaga warna dieng ini <3 aku udah lama banget ga wisata alam seperti ini, dulu pernah ke gunung takuban perahu. btw, makasih ya mba sharing dan ulasannya ^^
ReplyDeleteYang buat saya mau ke dieng tuh krn beberapa orang promosi soal mie ongkloknya yang enak dan telaga warnanya. Duuh kapan ya pandrmik berakhir. Mau banget deeh..
ReplyDeleteKetinggian rata-rata Dieng sekitar 2.000 m di atas permukaan laut dengan suhu berkisar 12 - 20°C di siang hari dan 6 - 10°C di malam hari ... waah kebayang sejuknya seperti apa ya. Kalau di sana, biar siang enak jalan-jalan.
ReplyDeleteMie Ongklok-nya menggoda banget Cyinnn, Cita-citaku juga suatu hari ke Dieng. Paling nggak pas Najib 7 tahun nanti. Aku penginnya nginep di rumah petani, sudah sempat tanya-tanya sih, tetanggaku di sini kebetulan keluarganya petani di Wonosobo banyak. Pokok pengin ngerasain hidup jadi orang lokal. Kalau ada rezeki akan segera kami realisasikan. Sementara baca postingan Manda aja biar makin semangat menabung. Hehe
ReplyDeleteTahun ini harusnya ke Dieng sama sahabat, tapi gagal total karena *you know who* hahaha..
ReplyDeletepengen banget deh bisa ke sana. soalnya aku ke Dieng tuh kayaknya pas masih kecil gitu Manda, jadi samar2 banget
Sering baca ttg dieng tp blm pernah kesana. semoga bisa travelling kesana :)
ReplyDeleteSaya belum pernah ke Dieng.
ReplyDeleteTapi menarik sekali waktu nonton di TV berita tentang embun yang jadi es di tanaman-tanaman perkebunan di sana.
Wah bagus sekali pemandangan Dieng, aku belum pernah ke sana.
ReplyDeleteDan ituuu menggoda bangetkuliner Wonosobo nya, tertarik dengan tempe kemul dan geblek *baru denger ini haha. Kalau carica, pernah coba, saat reuni SMA ada teman yang bawa, enak :)
Ohh baru tahu kalau minuman Carica ini dari Dieng yang dinginnya banget ya. Pernah dikasih tetangga, dipikir dari buah apa gitu, g tahunya emng carica. Apalagi di Dieng ini ada di atas permukaan laut 2000 m dan suhunya bisa sampai 20 derajat untuk siang dan malam lebih dingin lagi hiiiii, udah ngerasa ngilu duluan badanku mbak ngebayangin dinginnya haha. Ditempuh 3 jam perjalanan ga begitu berasa juga sih asal kita senang ya.
ReplyDeletePertama kali ke Dieng luar biasa takjub. Gunung, dataran, cuaca,semuanya bikin terpesona. Bersyukur banget pernah ke sana
ReplyDeleteAku pengen juga ke Dieng mba...nunggu Corona teratasi dulu lah klo bisa...
ReplyDeleteBaru sekali ke sana..itupun udah lamaaaa bngt.
Beneran deh..selama Corona ini blm berani pergi jauh2..lha bawa anak2 pula..
Kangen banget ke dieng, dulu sama suami pernah naik prau mampir wonosobo mampir makan mie ongklok juga
ReplyDeleteDieng memang juara banget ya pemandangannya. Aku penasaran nih sama rasa buah Carica mirip belimbing ya bentuknya
ReplyDeleteSalah satu wish list jalan2 nih sayang keburu pandemi.Semoga segera selesai pandeminya. Banyak objek menarik ya di dieng dan pilihan kulinernya bikin ngiler
ReplyDeleteBaru sekali ke Dieng, rasanya baru seuprit menikmati segudang pesona yang terhampar di negeri kayangan ini. Semoga setelah masa pandemi ini usai, bisa ke Dieng lagi staycation sama anak2.
ReplyDeleteI sincerely hope we can go here soon. This place is heaven and I should bring my family here...
ReplyDeleteAku belum pernah ke Dieng, pingin banget kesini. Terus Penasaran banget sana mi ongklok, enak banget kayaknya.
ReplyDeleteBelum pernah ke dieng mbaa.. Cm pernah baca dieng di buku cerita anak. Dikira tempatnya hali ternyata beneran. Ya ampun sekuper itu aku. Saking jarangnya kepo n jalan2. Kd pengen kesini
ReplyDeleteMasya Allah indah banget ya pemandangannya jadi pengen juga lo ke Dieng, tentunya lebih seru kalau bersama keluarga
ReplyDeleteAh...
ReplyDeleteDieng emang mempesona ya mbak...
Keindahannya spt negeri kayangan
Setahun lalu,tepatnya bulan Juli saya dan teman-teman mendaki ke Gunung Prau. Lihat pemandangan dari atas sana keeeeceeeee banget, apalagi pas sunrise. Abis turun gunung, mampir ke Batu Ratapan, Candi, dan jajan Carica juga.
ReplyDeleteLama banget nggak ke Dieng nih Mbaaa. Kangen banget pengen ke sana lagi buat makan mie ongklok.
ReplyDeleteromantisnya mba, btw penasaran sama mie ongklok edisi belum pernah nyobain, kalau carica udah pernah nyoba tapi belum pernah liat buah aslinya kaya gimana, semoga bisa ke dieng
ReplyDeletePeta sakunya itu lho hahahah wasiat banget ya Manda, seru perjalananmu. Mie Ongklok sama carica emang kuliner yang ngangenin
ReplyDeleteHuwaa.. Pengen banget ke Dieng. Apalagi beberapa teman udah mampir ke sana dan katanya bagus. Makanya jadi kepengen juga tapi sayangnya belum kesampean.
ReplyDeleteTapi meskipun belum prnah ke Dieng, aku udah pernah nyobain jus caricanya. Waktu itu mampir ke gedung Smesco Indonesia dan ternyata di sana dijual juga. Sekilas kayak pepaya tapi sebenarnya ada perbedaannya.
Duuuuhh baca artikel ini jadi kangen Dieng, tempat yang super dingin dengan keindahan yang masya allah. Aku juga suka carica, enak banget apalagi kalau beli langsung di rumah warga
ReplyDeleteselalu ingin pergi ke Dieng tapi apalah daya selama pandemi kaya gini baru bisa jalan jalan virtual aja salah satunya di postingan blognya nih kak thank you bgt udh share ya
ReplyDelete