Waroeng Pitoelas, di bulan Agustus mendengar kata Pitoelas yang dalam bahasa Indonesia adalah tujuh belas, sangat familiar terdengar di telinga kita. Tetapi, pitoelas yang Manda akan ceritakan bukan tentang tanggal kemerdekaan RI, melainkan warung makan dengan menu masakan jadul (baca : jaman dulu).
Sore itu, kami blogger Jogja diundang acara syukuran WAROENG PITOELAS (baca : warung pitulas) yang ada di jalan Berbah - Kalasan. Saya yang orang Jogja, mungkin tidak menyangka bahwa ada lokasi di Kalasan, Prambanan yang masih asri dan bisa terasa kesan Jawanya. Sesampainya di waroeng pitoelas, sebuah bangunan khas Jawa dengan furniture Jawa menyambut kita. Banyak ruang terbuka di Waroeng Pitoelas sehingga angin bisa bebas menyapa saya dan teman-teman yang sore itu sudah bersiap untuk menikmati kuliner nJawani ala waroeng pitoelas.
Waroeng Pitoelas |
Angin sore itu di bulan Juli yang masuk ke musim bediding membuat sore itu terasa adem di bangunan Jawa yang memang memberi kesan adem. Di Waroeng Pitoelas ini, ada 2 pojok yang disiapkan untuk memuaskan hasrat selfi dan wefie bagi yang suka fotografi. Tidak hanya di 2 pojok itu, di seluruh bangunan waroeng pitoelas ini memang kuno instagramable bagi yang ingin mengambil beberapa gambar jadul bernuansa Jawa. Kurang lebih 15 menit mengambil gamabar dan berfoto dengan latar belakang Jawa ini, kami pun dipersilakan untuk mencicipi kuliner Jadul di Waroeng Pitoelas ini.
Meracik Sego Golong |
Sego Babon |
Kuliner jadul yang sudah lama ditinggalkan bagi saya yang tinggal di perkotaan. Miris ya ternyata kehidupan masyarakat modern yang sedikit melupakan kuliner tradisi di masa lalu. Padahal kalau bukan kita yang menjaga, lalu siapa? Jleeeeebb.
Bersyukur ada mba Sinta, sang pemilik Waroeng Pitoelas ini yang menjaga kuliner jadul warisan dari tradisi di masa lalu. Bagi yang menghabiskan masa kecil di Jogja atau pernah tinggal di Jogja dalam waktu yang lama, pasti pernah menerima yang namanya ulih-ulih. Biasanya ulih-ulih ini dibuat saat ada hajatan,, syukuran atau peringatan tertentu dalam kehidupan masyarakat Jawa pada khususnya.
Menu di Waroeng Pitoelas |
Kelihaian meracik menu di Waroeng Pitoelas ini membuat hidangan yang kita pesan bisa langsung tersaji dan siap disantap. Dari foto di atas, itulah gambaran menu yang disajikan di Waroeng Pitoelas.
- Sego Golong (nasi putih kepal, sayur lodeh jipang pedas, bihun, telur dadar)
- Sego Babon (nasi, sayur gurih pepaya, telur pindang, ayam suwir)
- Buto Galak (tahu goreng isi)
- Cangkem Buto (tempe gembus goreng isi)
Menu yang disajikan di Waroeng Pitoelas ini, Sego Golong dan Sego Babon, kita cukup merogok kocek sebesar 17,000 rupiah. Masih ada tambahannya, menu-menu ini jika dimakan di sana, bebas nambah dan masih dapat free lotis (salad buah Jawa) dan air kendi.
Lotis |
Sambil bersantap makan sore, mba Sinta selaku pemilik menceritakan tentang asal nama Pitoelas yang menjadi nama dari warung jadulnya ini. Menarik untuk Manda tulis, karena didalamnya ada falsafah Jawa yang mungkin orang sekarang kurang memahami hal yang seperti ini.
Pitoe = pitu = tujuh (7). Dalam bahasa Jawa, Pitu itu Pitulungan atau pertolongan. Dan Las = sewelas = sebelas (11). Dalam bahasa Jawa, Pawelasan atau kasih sayang. Diharapkan, waroeng pitoelas ini selalu mendapat pertolongan dan kasih sayang dari Alloh SWT.
Waroeng Pitoelas ini asyik digunakan untuk acara-acara bernuansa kekeluargaan, misal bersama teman, sahabat, atau keluarga. Bagi yang ingin menunjukkan khasnya masakan Jawa, bisa ke sini juga, di jalan Raya Berbah - Kalasan, mudah dijumpai di google maps. Waroeng Pitoelas ini buka dari jam 10 - 24, sehingga teman-teman bisa menjadikan warung ini sebagai alternatif tempat yang bisa dipakai nongkrong ya.
Sore yang seru di Waroeng Pitoelas |
Potone apik ya, berasa kayak di taman beneran. Menu di Waroeng Pitoelas enak enak, berasa masakan simbah.
ReplyDeleteSumpah keren bgt. Makan dg nuansa tradisional dan asri gtu.. pas bgt utk Quality Time Ama keluarga
ReplyDeleteAaa... Jadi laper. Suasananya jg nyaman mbak
ReplyDeleteJadi pingin main kesitu dah 😁😁
ReplyDeleteBeneran belum pernah makan satupun menu diatas...hiks hiks
ReplyDeleteTempatnya asri...adem..
Rujaakk mau... Hehe tempatnya nyaman banget ya buat bersantai
ReplyDeleteTempatnya asik banget yaaa... Duh jadi penasaran jg pengen nyobain sego golong ama sego babon...
ReplyDeleteKalau udah ngumpul-ngumpul bareng teman itu, memang bikin asik, apa lagi ngumpul bareng teman yang memiliki hobby yang sama, seperti blogger.
ReplyDeleteSuasanayaaaa.... Wajib coba nih...
ReplyDeleteJadi kepengen kesana, Dulu ane kuliah di Jogja di Janti, bagi ane sih Jogja never ending asia. selalu aja ada yang baru. Bener kata KLA Projects
ReplyDeleteAku pengen sego babonnya (lagi). Enak, pedes.
ReplyDeleteya ampun enak-enak begitu mbaaaa..yuum!
ReplyDelete