Dieng, Melipir Mencari Hawa Dingin Sesaat


Mendadak ke Dieng? Yups! Untuk sebagian besar orang yang tinggal di Jawa Timur atau Jawa Barat, memang terdengar jauh untuk dikunjungi. Walau pesona Dieng sangat worth it untuk dikunjungi. Kesekian kali ke Dieng hanya untuk menikmati mie ongklok, hawa dingin dan kemacetan, hahahahaha.




Merasakan jadi warlok di Dieng dengan menginap di penginapan langganan yang tahu banget QCnya, kalau Manda mau menginap minta sprei dan bedcovernya diganti yang baru. Walaupun untuk selimut, Manda selalu bawa backup supaya nyaman krukupannya, hahaha. Kebayang hawa dinginnya Dieng menusuk sampai ke tulang belakang, halah lebay ya! Menjadi warlok kita mencari makan malam kali ini, B A K S O. Ya ilah Nda, udah jauh-jauh cuma makan bakso, wkwkwkwk. Nyari di Google Maps udah pasti nemu dimana bisa menemukan jajanan dan ditempuhnya cukup dengan jalan kaki saja jika memilih penginapan di area obwis Candi Arjuna, Dieng.



Memang benar kalau tempat kerja itu menentukan ide! Kami sengaja melipir ke Dieng (tanpa rencana karena berangkat dari Jogja jam 2 siang), booking penginapan aja by wa sepanjang jalan, eh sampai di Dieng udah malam karena macet, hehehehe. Kita udah beli ubi Cilembu untuk cemilan di kamar, dimaklum banget kalau hawa dingin yang bisa bikin hangat adalah mengunyah sehingga ada panas dari dalam tubuh saat kita mengunyah makanan, wkwkwkwk.


Bagi yang penasaran penginapannya, bisa mampir ke IGnya : Green Savanah ya. Ibu Fortuna ramah sekali menjamu tamu-tamunya menginap di Dieng, ini kali ketiga Manda menginap di sini. Oh iya, jeep Dieng juga bisa dipesan lewat penginapan ini, nanti mereka akan mengaturnya untuk meeting point persis di depan penginapan. Ah, seru banget pokoknya! You have to try this adventure!


Aplikasi RELIVE ini emang beneran nagih! Gimana enggak, sejak pakai Relive untuk olahraga sepeda, kami ketagihan mengabadikan rute dan gambar sekaligus dengan menggunakan aplikasi Relive ini. Alhasil, kita memutuskan pagi ini untuk jalan menikmati hawa dingin Dieng dengan menggunakan kaki, yeaaayy! Enaknya jalan kaki di udara Dieng adalah tidak ngos-ngosan, tapi walau begitu kudu tetep minum air mineral ya!


Sedikit-sedikit, cekrek! Ya namanya membuat momen saat jalan kaki, banyak tempat yang bisa diabadikan saat kita jalan kaki. Kalau biasanya berkendara, kita akan sulit berhenti dan lalu berfoto, kini rasanya bebas! So, ke Dieng berapa kali pun tidak akan cukup untuk membuat banyak momen menyenangkan berkali-kali pula.



Jalan-jalan ke Dieng, jangan lupa beli cabe Dieng ya, enak banget dioseng bareng tetelan, hahaha. Kalau ke obwis Sikunir jangan lupa mencicip kentang pedasnya, nyusss enak banget. Oiya, kalau di Dieng, wajib coba juga TEMPE KEMUL, entah kenapa, sama-sama mirip mendoan tapi rasanya beda. Apa karena hawanya dingin, sehingga sensasi gorengan tempenya lebih enak! wkwkwkwk.


Memang di penginapan ini sudah include dengan sarapan, jadi kita balik dari jalan-jalan setelah tadi memesan ke pihak penginapan untuk menyediakan sarapan pukul 8. Dan menunya bisa milih lho! Akhirnya kita menikmati sarapan dan sambil kedinginan gitu karena sengaja pintu kita buka dan angin yang bertiup di Dieng itu dingin dan dingin banget! Oiya, di Green Savannah ini juga disediakan BEBAS mau minum panas apa saja, teh kopi dan air panas bebas ambil. Berasa di rumah sendiri ya!


Waktu check out yang bebas banget, Manda boleh keluar penginapan jam berapapun (maklum udah langganan ya!) Tapi masalahnya, keluar dari Dieng kalau weekend itu luar biasa EFFORT! Kita aja sampai nyiapin pop-mie yang nanti diseduh di mobil untuk antisipasi kemacetan.

Kenapa why kudu popmie? Ya karena kita bakalan makan siang di Longkrang, mie ongklok khas Wonosobo. Tapi karena feeling macet itu sudah ada dan kita nggak mau kelaperan di jalan (bakalan penyumbang mood makin jelek kalau kondisi lapar) akhirnya kita mensolusi dengan se-cup pop mie cukuplah untuk mengganjal sampai di Wonosobo.


Daaann, benaaar adanya! Maceeeettt! Hahahahaha, sekarang mah udah iya iya aja sambil ketawa kalau macet di Dieng begini. Kami pernah mengalami yang terparah saat Dieng Culture Festival dan beneran bukan macet lagi, melainkan berhenti total, wkwkwkwk. Jadi, selalu ada alasan ke Dieng memang, salah satunya untuk menguji kesabaran karena kemacetan.



Berbekal tempe kemul dan pop mie untuk menjaga mood dan perut selama menikmati kemacetan keluar Dieng, akhirnya kita berhasil keluar dari Dieng dan masuk kota Wonosobo. Dan akhirnyaaaaa...  longkrang! The Best Mie Ongklok dan kenangannya, ever!


Mohon maaf untuk segala informasi yang kurang lengkap di cerita Manda ini ya, terutama persisnya dan harganya, karena memang Manda tidak pernah detail mengingat hal-hal seperti itu. Untuk maps, silakan langsung diketik saja : "ongklok longkrang" nanti akan muncul maps dan menunya. Nah, di situ teman-teman bisa cek sendiri ya! Oiya, Longkrang ini agak tricky ya, selain satu arah (kalau kebablasan ya muter lagi) sama parkirannya sedikit. Kalau sudah dekat Longkrang, cek ada SD, nah di situ biasanya kantong parkir yang diarahkan oleh tukang parkirnya. Selamat icip juga ya!


Sembari perjalanan pulang ke Jogja, kita menyempatkan mampir solat di Kledung, semacam rest area yang bagus banget di Wonosobo dan viewnya MasyaAlloh cantik banget, tentunya dingin banget airnya serta hawanya sejuk. Alhamdulillah sudah menyempatkan menulis tentang perjalanan tamasya Manda Panda di blog yang mangkrak sekian lama karena foto perjalanan tersimpan di folder saja.

Jangan lupa, create our own happiness ya!

No comments

Terima kasih sudah meninggalkan jejak komentar di www.tamasyaku.com. Fast response, silahkan email ke suryani19ep@gmail.com ya. Mohon maaf untuk moderasi komentarnya. Salam, Manda