Rome, Italy

Roma, Italy
11 - 13 April

Alhamdulillah untuk perjalanan yang direncanakan Alloh dalam hidup kita yang kita rasakan begitu indah.. Akhirnya langkah kaki ini sampai ke ibukota itali.. Benar benar tidak pernah kami rencanakan semuanya.. Bersyukur atas segala anugerahNya..

Senangnya bersahabat keluarga yang hobbynya juga travelling.. Di tanah jerman ini kami bertemu dan berkat tulisannya di keluargapelancong.net,kami terinspirasi untuk mencoba melancong sampai ke itali..

Tiket kami pesan online di germanwings.com dan hotel pun kami pesan melalui booking.com.. Alhamdulillah tiket murah dari koln/bonn flughafen sudah kami kantongi.. Mudah sekali akses bandara di jerman.. Semuanya tertata apik dan rapi serta memudahkan pengunjung untuk menguasai medan :-)

Perjalanan dari aachen kurang lebih hanya sekitar 1,5 jam.. Namun kami menghadiri liqo' di Dueren sehingga penerbangan kami terasa nyaman setelah diisi dengan acara grillen di tempat keluarga pelancong yang sangat hangat..

Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 2 jam, untuk Germanwings di Koln/Bonn flughafen ada di terminal 1b. Bandara Koln/Bonn relatif cukup besar juga,namun petunjuk arah di Jerman sangat informatif dan mudah diikuti. Pesawat kami delay 35 menit, wah maklum ngejar tiket promo,he2.. Begitu mau boarding,ternyata belalai untuk masuk ke pesawat belum terpasang, sehingga kami menunggu di dekat mesin belalai yang anginnya begitu dingin 1-3 derajat. Alhamdulillah cuaca buruk menghadang kami persis sebelum mendarat di Fiumicino, Roma. Bandara Fiumicino juga dikenal dengan nama bandara internasional Leonardo da Vinci.

Setelah berputar2 dan akhirnya mendarat dengan selamat di bandara Internasional Leonardo da Vinci diiringi hujan deras dan petir. Wow... That's one problem happened.. Begitu besarnya bandara Fiumicino sehingga untuk mengambil bagasi kami melewati lorong2 yang panjang dan sudah sepi karena hari Minggu dan jam sudah menunjukkan pukul 19.15.. Setelah mengambil bagasi yang berisi roti dan air minum, kami segera ke bagian informasi untuk tahu bagaimana sampai ke Rome Termini. Dan... Dengan mengikuti petunjuk arah menuju train (gambar kereta),akhirnya kami bisa berbagi tips bahwa lebih baik mendarat di Ciampino karena bisa menggunakan fasilitas bus untuk sampai ke stasiun metro terdekat sehingga biaya tiket sampai ke Roma bisa ditekan. Kami harus membayar einzel ticket/tiket sekali jalan untuk sampai ke Termini seharga 14Eu per orang di Bigliteria/ticket office :-( Kurang lebih 30 menit kami sampai di Rome Termini dan dibawah hujan deras, becek, petir kami menuju hotel Marsala yang sudah kami pesan. Untunglah lokasinya terjangkau dan berdasarkan peta dari maps.google.com kami bisa menemukan dengan mudah.. Nah, sekarang kami mau istirahat mengembalikan tenaga untuk siap hunting object esok pagi.. Tips: Kebetulan kami mendapat peta komplit Roma yang mudah dipahami jadi memudahkan perjalanan kami. Alasan panda memutuskan berangkat ke Vatican karena letaknya yang paling jauh dari Termini. Menggunakan Metro A jurusan Batistini kami menuju halte Ottaviano untuk melihat Basilica S. Pietro. Sungguh megah bangunan dan pilar2 gereja dimana para paus biasa menyapa umatnya. Terbayang betapa penuhnya halaman di depan kami saat Johannes paulus II meninggal. Masuk ke dalam Basilica S. Pietro gratis dan kita diijinkan untuk mengambil gambar didalamnya.

Searah Basilica S.Pietro kita bisa berjalan menuju Castel Sant' Angelo ditepi sungai Tevere. Sedikit berjalan akan sampai di Piazza dei Tribunali. Di setiap bangunan di Roma yang bisa dinikmati adalah kemegahan bangunannya. Nah sampailah kita di daerah Piazza Cavour. Kami membaca peta dan memilih jalur 70 untuk sampai di Termini lagi. Sedikit tips seperti cerita teman2, kita harus melambaikan tangan untuk memberhentikan bus. Pesan kami, hitunglah jumlah halte yang akan pakai untuk berhenti dari halte yang dikotaki karena bus di Roma tidak memberi keterangan di tiap halte pemberhentiannya. Alangkah baiknya bertanya pada supir bis dimana akan berhenti atau stasiun metro terdekat.

Tujuan berikutnya, kami Piazza del Papolo dengan halte pemberhentian Metro A di Flaminio. Di sana ada bangunan kembar dan patung serta tugu yang akan dijumpai di banyak tempat di Roma. Selanjutnya kami menggunakan Metro A lagi arah Agnanina menuju halte Spagna.

Nah.. di Spagna ini kita bisa melihat kolam yang ada kapalnya dan Trinita dei Monti, yang juga dikenal dengan Spanish Step. Apabila punya energi banyak untuk menaiki tangga di Spagna maka anda akan melihat kota Roma dari ketinggian dan mungkin begitu indah. Kami tidak menaiki tangga tersebut dan memilih membeli souvenir 'magnet' yang setelah kami bandingkan dari sebelumnya di Spagna lebih murah walaupun hanya 50 sen,he3x..
Perjalanan kita lanjutkan ke Fontana del Tritone dengan halte pemberhentian di Barberini. Di salah satu pojok ada toko tas kulit buatan italy yang kami rasa harganya terjangkau dengan kualitas kulit yang bagus..

Waktu sudah menunjukkan pukul 13 dan perut kami sudah memanggil untuk diisi.. Pizza dan pasta italy begitu menggiurkan.. Alhamdulillah kami ingat bahwa ada kebab dan pizza halal di dekat stasiun termini (sebelah kanan lewat pintu via marsala).. Kami memesan teh hangat,kebab dan pizza.. Waaaahhhh rasa saus pizza dan tipisnya pizza dengan daging dan keju di atasnya begitu perfekto .. Pizza di sini dijual per 100gr.. Untuk sebuah pizza yang mantapps kita hanya membayar 4 Eu dan donner kebab dengan chicken&beef hanya 3,5 Eu dengan saus kebab yang uenaaakkk.. Wah, makan siang menu istimewa.. Karena semalam kehujanan, panda mengambil inisiatif untuk ibadah dan tidur siang dulu di hotel sebelum melanjutkan hunting senja di Colloseum.. Akhirnya kami cukupkan setengah hari ini dengan tidur siang dan kota Roma relatif panas..

Sore hari pukul 15.30, kita lanjutkan hunting dengan metro B jurusan Laurentina menuju Colloseo. Begitu keluar dari stasiun Metro, kita akan dihadapkan bangunan Colloseo nan megah yang digunakan untuk para gladiator bertarung. Tempat menarik untuk berfoto di gerbang menyerupai Arc de Triomphe (paris), yaitu gerbang Arco di Costantino. Menuju arah Palatino kita bisa mengambil gambar Domus Aurea berdampingan dengan Colosseo. Untuk melihat puing2 peninggalan kejayaan Romawi di Palantino, kita harus merogoh kantong 4Eu dan untuk sampai Roman Forum 6Eu.

Dalam pikiran kami, jika bangunannya besar mau ditutupi seperti apa tentu akan bisa terlihat. Dan... Benar juga.. Sepanjang via del Fori Imperiali terhampar sisa2 kemegahan Romawi yang akan membuat kita kagum sampai di Monumento a Vittoria Emanuelle II. Kami ingin segera sampai di Fontana di Trevi yang begitu terkenal. alhamdulillah kami bisa menikmati senja di Colloseo dan ditutup di Fontana di Trevi. Air mancur megah dengan ornamen yang begitu indah. Air mengalir seperti air terjun kecil buatan yang membuat kita ingin berlama2 di sana. Tak lupa tradisi lempar koin dan berharap bisa kembali lagi ke Roma bersama orang2 tersayang kami.. Amien..

Senja berangsur berganti malam, tradisi nyasar tetap saja ada. Kita salah naik bus dan nyasar di daerah CAVOUR. Kami kira Piazza Cavour ya daerah dekat metro Cavour tapi ternyata beda 180 derajat dari barat laut dan tenggara,ha3x.. Alhamdulillah kita selamat setelah bertanya dengan supir bis wanita yang sedang ngetem..

Rasanya menghabiskan malam di italy harus, mumpung summer sehingga gelapnya baru sekitar pukul 20. Waktu itu jam hp menunjukkan pukul 17 dan kami masih ingin berpetualang di Pantheon. Dengan menggunakan bis jalur 116 dan bertanya pada penumpang kalau ingin ke Pantheon, akhirnya kita ditunjukkan rute dari Piazza Navoria, Palazzo Madama dan akhirnya melihat Pantheon. Sepertinya kawan2 harus merasa Gelato Roma yang rasanya ueeennaaaakkkk dan tidak eneg. Kita bisa mencicipi semua rasa yang mau kita pilih. Satu cup bebas berapa rasa hanya dengan membayar 2 Eu. Tergolong mahal jika dibandingakan ice cream del Negro Aachen yang juga menjadi favo kami. :-)

Di jalan sempit menuju Pantheon ada toko souvenir yang menjual topi/kaos original Inter Milan, Milan, Ferrari dan Roma. Di tempat ini pula,aku menemukan piring Roma yang lebih murah 1,5 Eu dibanding di Colloseo. :-(

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 dan kami mencari halte bis untuk kembali ke Termini. Kami menunggu bis 70 dan menyempatkan berfoto-foto di depan Vittorio Emanuelle 2 yang megah di malam hari. Berhubung hujan rintik2 mulai turun, kami mengakhiri perjalanan malam itu dengan menyantap mie rebus hangat.. nyam nyam..

Second day in Rome,

Sengaja bangun pagi2 untuk bisa melihat Fountain de Trevi lagi.. Kalau kawan2 pernah ke sini, pasti ketagihan deh dengan ni pancuran.. Berasa di tempat yang adeeemm dan segeerr liat air yang gemericik.. Sebenarnya tempat2 yang musti dikunjungi di Roma sudah selesai kita datangi.


Hari ini tidak ada tujuan khusus ke suatu tempat. Tinggal menghabiskan bangunan2 museum dan tempat2 yang ada di peta Roma sembari menikmati coklat dan pasta itali. Beberapa tempat yang kami pakai untuk background foto, diantaranya: Isola Tiberina (pulau buatan di tengah sungai Tiber), beberapa Palazzo, Argentina, beberapa Musee dan Piazza della Repubblica.

Tips:
• Memanfaatkan tiket trim, bawa peta Roma yang ada gambarnya dan linie trim.
• Stasiun Termini begitu besar, meliputi stasiun kereta, stasiun Metro, terminal bus, kedai dan restoran.
• Untuk pulang ke bandara, biasanya di track 25-27 dan letaknya jauuuhhh sekitar 15 menit jalan kaki dari masuk stasiun Termini. Siapkan waktu yang sedikit longgar sebelum kereta menuju bandara berangkat.

Selamat berjalan2, berfoto2, belanja tas kulit italy, dan mencicipi pasta..

Nasi Kuning, Pasar Pathuk


Hari ini ultah pernikahan papa djoko dan mama wiwien tercinta ... Tepat 27 tahun sudah mereka merajut tali kasih sayang.. Teriring doa kami untuk kedua orang tua kami tercinta, Semoga Langgeng dan Saling Menyayangi Selalu.. Mama selalu membuatkan kami nasi kuning di saat hari-hari istimewa ultah anggota keluarga ... Tapi, karena aku sudah menikah dan tidak lagi di rumah mama, maka nasi kuning dibeli di pasar Pathuk, Jalan Bhayangkara dengan menu nasi kuning, perkedel, timun, telur dadar, abon dan sate ayam dengan lemak ... hm...
Salam,
ima-ep

Thueringen

Elgersburg, Erfurt
Maret 2010

Sekelumit cerita yang kubawa dari perjalanan Summer Schoolku di Ilmenau, Thuringen..

Pengalaman perjalanan yang memakan waktu hampir 6,5 jam dari Aachen dengan berganti kereta di 3 stasiun (Koln Hbf, Frankfurt (am Main) Fernbhf, Erfurt Hbf) yang masih asing bagiku.. Kupercayakan keselamatanku hanya pada yang membuat hidup.. Alhamdulillah,akhirnya aku bisa berbagi dengan teman2 di blogku ini..

Pesan Tiket & pesan kursi

Ini juga merupakan pengalaman bagiku, jika ingin bepergian dengan kereta, kita bisa membeli tiket di kantornya DB di tiap Hauptbahnhof maksimal seminggu sebelum perjalanan.. Kita bisa membeli tiket dengan harga lebih murah sekitar 25% yang ditulis di tiket sebagai sparpreis. Selain memesan tiket, untuk perjalanan jauh sebaiknya pesan tempat duduk sekalian.. Pengalaman penting ini kujumpai sewaktu perjalanan hari Minggu dari Frankfurt ke Erfurt yang penuh sesak.. Di kereta IC yang kutumpangi, aku harus pindah tempat duduk 2 kali hanya karena aku belum tahu bahwa harus memesan tempat duduk..

Selanjutnya tips ketika harus berganti kereta/umsteigen hendaknya diperhatikan benar tata aturan rel/gleis di tiap stasiun yang akan kita pakai untuk pindah kereta..

Pada umumnya, yang kita lakukan apabila kita harus di gleis yang letaknya agak jauh adalah mencari anak tangga/estalator/lift turun untuk selanjutnya mencari gleis yang ada di tiket/reiseplan.. Terkadang kereta yang kita tumpangi tidak selalu tepat sampai di stasiun berikutnya.. Apabila hal itu terjadi, tinggal lapor ke kantor DB yang ada untuk mengubah rencana perjalanan kita.. O i ya, di dalam kereta biasanya ada rencana perjalanan/Reiseplan kereta yang kita tumpangi.. Di dalam reiseplan itu kita bisa tahu informasi sudah sampai di mana, kapan harus turun sesudah stasiun apa, dan harus berlari ke gleis mana untuk melanjutkan perjalanan..

Berikut sedikit ulasanku tentang track/gleis di beberapa stasiun yang kudatangi. Hal ini terinspirasi karena begitu sulitnya aku mencari informasi tentang letak rel/gleis.
Aachen Hbf, Koln Hbf
Di kedua stasiun ini, dari gleis 1 ke yang lain kita harus menuruni tangga dan melihat petunjuk untuk sampai di gleis yang dikehendaki.
Frankfurt (am Main) Flughafen Fernbahnhof
Seperti halnya di Dusseldorf Flughafen, untuk berpindah gleis, kita malah harus naik estalator dan membaca richtung/arah fern./gleis yang hendak kita tuju..

Hotel am Wald, Elgersburg, Ilmenau

Tidak hanya sekedar arti bahwa artinya 'hotel di hutan'. Memang benar adanya bahwa hotel ini terletak di antara hutan Elgersburg. Ternyata ini salah satu kawasan wisata untuk sky, mendaki dan lain2.. Aku sempat membaca brosur yang ada di kamarku untuk disajikan di blog ini beserta harganya.. Sewa kamar untuk 6 hari sekitar 510 Euro sudah include didalamnya sarapan, makan siang dan makan malam.. Menu khas Thuringen tersaji di setiap makan siangku, yang paling menarik adalah aku sempat mencicipi daging rusa.. Aku juga sempat memesan makan malam Salat 'Hotel am Wald' seharga 8,5 Euro dengan isi: ayam fillet yang cuma dipanggang, rotkohl, weiss kohl yang dibikin acar, buncis dan beberapa sayuran aneh yang mungkin enak bagi masyarakat Jerman khususnya.. Tapi aku merindukan nasi.. :-)

Tips: setiap kali bepergian aku membawa satu bungkus roti tawar dan selai.. Jangan lupa bawa tempat minum.. kalau di Indo bisa membawa popmie/mash potatoes, tapi belum tentu tersedia air putih panasnya.. karena air putih biasa hanya mereka sediakan dari kran dan minuman gratis di kamar selalu mineral wasser mit starke kohlensaure artinya air putih bersoda.

Erfurt, Thuringen

Pengalaman yang berharga dari perjalanan ini.. Sebuah kenangan terindah bisa satu meja makan dengan para guru besar dan orang2 penting dalam Control Theory.. Alhamdulillah..


Yang paling berkesan adalah bisa berfoto dengan Prof. Jan C. Willems yang tadinya aku hanya bisa membaca bukunya yang berjudul “Introduction to Mathematical System Theory : A Behavioral Approach”. Maka yang mana satu di antara nikmat-nikmat Tuhanmu yang hendak kamu dustakan? (QS. Ar Rahman). Terima kasih ya Rabb..

Salam
ima ep

Sarangan, Jawa Timur

Telaga Sarangan,



Manusia hanya berhak berencana, namun Tuhanlah yang menentukan.
Kesempatan kali ini kita akan berwisata sampai perbatasan Jawa Timur. Rencana kami sebelumnya ingin ke Bromo, namun karena kurang persiapan akhirnya kita hanya sampai di Sarangan. Perjalanan kami ke Sarangan diawali sarapan pagi di SALAMAH, Klaten dengan menu opor dan ayam kremesan.
Hmmmm... nikmat menggoyang lidah.

Kami sepakat untuk mengambil jalur aman melalui Yogyakarta-Klaten-Surakarta-Sragen-Trinil-Magetan-Sarangan yang menempuh lama perjalanan kurang lebih 4,5 jam. Jangan lupa sesudah sragen (Sebelum memasuki kawasan hutan) kalian bisa membeli oleh-oleh jeruk bali dengan patokan harga 9 ribu per kilo. Sebagai co-pilot suamiku, aku harus jeli melihat peta untuk mengambil jurusan yang tepat agar sampai di Sarangan. Kami sarankan bagi yang ingin bepergian sebaiknya mencari info tentang objek wisata yang ingin dikunjungi beserta peta lokasinya. Hal ini sangat membantu berkaitan dengan jarak yang akan ditempuh, penginapan dan pakaian yang hendak di bawa (seperti: baju renang, baju ganti, dan baju hangat).


Pemandangan mulai terlihat indah dari ketinggian ketika kita hampir sampai di Telaga Sarangan. Rupanya kami baru sadar bahwa kami belum booking hotel di saat orang-orang ingin merayakan Tahun Baru 2009. Sungguh suatu keberuntungan, akhirnya kita bisa bermalam di Hotel Merah 2. Menurut blog yang kubaca, kisaran harga penginapan di Sarangan antara 250 - 400 ribu, tetapi dengan fasilitas kamar tidur untuk 4 orang, kamar mandi tanpa air panas dan televisi (tanpa antena luar) kita harus merogok kocek 650 ribu. waduh waduh ... Namun demikian, kami bersyukur karena tidak bermalam di mobil, he3x...


Setelah memasukkan barang-barang dan merebahkan diri sejenak, kami bangkit untuk menikmati Telaga Sarangan yang hanya berjarak 50 meter dari penginapan. Di sekitar Telaga, banyak dijumpai penjual sate kelinci (yang merupakan makanan khas dari Sarangan), pedagang buah-buahan dan penjual oleh-oleh khas Sarangan (kripik ubi ungu dan brem). Selain itu, kuda-kuda bersliweran di antara para pengunjung Telaga Sarangan. Setelah melewati kepadatan, akhirnya kami bisa melihat Telaga Sarangan. Pemandangannya baguuuuus sekali. Hamparan pegunungan yang mengitari telaga dan kabut yang datang dan pergi menawarkan eksotika telaga yang menakjubkan. Kita bisa duduk-duduk di sekeliling telaga lho ...


Melihat kapal-kapal boat yang bersliweran di Telaga seakan mengajak kami untuk bergabung dan mengagumi keindahan sekeliling Telaga lebih dekat. Biaya sekali putaran dengan menggunakan kapal boat sekitar 40 ribu dan ada juga becak air yang ditarif 30 ribu per jamnya. Subhanallah ...
Sekali lagi pemandangan sekitar Telaga lebih indah apabila dilihat dari dekat. Kami pun berencana untuk berjalan-jalan keesokan paginya. Tak terasa waktu berangsur sore dan menjelang malam Tahun Baru 2009 suasana bertambah riuh dan macet. Ternyata fenomena tahun baru bagi masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang istimewa, terlihat dari banyaknya kembang api dan mercon yang sudah mulai dinyalakan sejak pukul 7 malam. Kami memutuskan untuk tidur awal dan bangun dini hari untuk menikmati suasana malam Telaga Sarangan dan pesta kembang api menyambut Tahun Baru 2009.


Karena udara yang begitu dingin dan rasa lelah perjalanan, ayah (sebagai promotor jalan-jalan pagi) tidak jadi jalan pagi menyusuri telaga, he he he ... Setelah sarapan pagi yang disediakan hotel, kami sekalian packing untuk pulang. Akhirnya, ayah sempat mengelilingi telaga dengan menunggang kuda yang sekali putaran ditarif 65 ribu (insya Alloh aman karena pawang kuda jinak ikut menyebelahi sepanjang perjalanan). Kami pun ikut mencoba dan ternyata lelah sekali duduk di atas punggung kuda, he he he ...


Setelah waktu beranjak siang, kami pun berangkat pulang dengan mengambil rute Sarangan - Poncol - Jatisrono - Wonogiri - Bulu - Klaten - Yogyakarta yang menempuh lama perjalanan 5 jam. Memang terkesan lebih jauh, tapi pemandangan yang ditawarkan lebih segar daripada rute yang dilalui melalui kota.

Selamat menikmati,
ima-ep

Kawah Putih, Bandung, Jawa Barat



Salah satu objek wisata di Bandung, Jawa Barat yang "recommended" buat dikunjungi selain Tangkuban Perahu. Di objek wisata ini, kalian bisa mengunjungi wisata air panas di "Situ Patenggang".

Perjalanan kami dari Arcamanik (daerah Sukamiskin) kurang lebih sekitar 3 jam, setelah mampir ke Gedung Sate untuk membeli bekal makan siang "Nasi Bakar 15". Sebagai bahan informasi, kita akan melewati beberapa titik kemacetan kota Bandung lho. Semakin dekat dengan daerah tujuan, kita akan disuguhi pemandangan lembah yang sangat menawan dan kebun-kebun stroberi yang disiapkan bagi para wisatawan untuk memetik sendiri buah stroberi yang hendak dibeli. Sewaktu kami berwisata di Kawah Putih, kami melewatkan membeli "manisan kulit jeruk", kami sarankan untuk membeli manisan sebelum sampai di Kawah Putih agar tidak lupa membeli karena ketiduran ketika perjalanan pulang.

Pemandangan yang ditawarkan di sepanjang perjalanan menuju Kawah Putih sangat menakjubkan. Hamparan lereng-lereng gunung dan lembah sangat menyegarkan mata setelah lelah oleh rutinitas pekerjaan. Bisa kalian bayangkan jalanan menuju Kawah Putih tidak berbeda dari jalanan menuju Ketep (Magelang), Dieng (Wonosobo), Kopeng (Salatiga), atau Tawangmangu (Karanganyar). Karena letaknya di dataran tinggi maka kalian harus waspada akan datangnya kabut yang tiba-tiba. Tak usah khawatir berlebihan jika kabut datang. Menurut pengalaman kami, kabut hanya lewat kurang lebih 20 menit di depan kami. Tadinya kami merasa kecewa tidak bisa menikmati Kawah Putih, tapi ... Sang Pencipta berkehendak lain dan kami tiba di kawasan Kawah Putih dalam cuaca yang cerah. Perhatikan juga bahwa jalanan menuju Kawah Putih berliku dan banyak tanjakan. Tak perlu khawatir jika kalian berwisata dengan bis pariwisata karena ada "mobil omprengan" yang siap mengantarkan kamu dan rombongan menuju Kawah Putih.

Tibalah kami di pintu masuk kawah Putih dan harus membayar retribusi. Entah karena hari Minggu atau bagaimana, bagian retribusi tidak mempunyai patokan harga. Untunglah sopir kami (bandung tea), so hanya membayar 50 ribu untuk 6 orang + 1 mobil, he he he ...

Di bagian bawah sebelum sampai ke Kawah Putih, para muda mudi bisa menikmati "Arena Permainan" yang memang disediakan sebagai permainan uji nyali ATV (All Terrain Vehicle) seraya menikmati hutan wisata Kawah putih.

Sesampainya di atas, kawasan parkir penuh dengan kios-kios yang menjual stroberi dengan harga relatif murah. Mungkin saja karena bulan Desember adalah bulan panen stroberi. Kami membeli 1 mika besar hanya dengan harga 9 ribu. Selain buah stroberi, beberapa pernak pernik dengan tema stroberi juga dijual di kawasan parkir ini. Kami sempat membeli bantal stroberi dengan harga 25 ribu (lumayan mahal untuk bantal biasa). Setelah membeli stroberi, tentunya ingin segera menyantapnya bukan?


Berikut tips untuk menikmatinya: Kantung plastik (kresek) yang dipakai sebagai bungkus stroberi diisi air mineral. Kemudian, stroberi dibuka dan dicuci di kantung plastik tersebut. Cukup dengan membawa kantung plastik isi air dan stroberi didalamnya, kita bisa comat comot menikmati stroberi sepanjang perjalanan.
Subhanallah ... Wonderful ...



Udara yang begitu dingin menusuk tulang tidak menyurutkan kebesaranNya dengan menciptakan pemandangan seelok ini. Bau belerang yang tidak terlalu menusuk mulai tercium pada saat kita melewati tangga menuju area Kawah Putih. Apabila kalian lupa membawa HP/Kamera, bisa memanfaatkan jasa foto langsung jadi hanya dengan merogoh kocek 10 ribu per foto.

Kami menikmati liburan ke Kawah Putih dengan perasaan bahagia ...

"Rabb, sungguh mengagumkan segala yang Kau ciptakan di muka bumi ini"



ima-ep