Pantai Pekalongan, Jawa Tengah



Rencana silaturahmi ke sanak keluarga bisa menjadi alternatif alasan untuk berwisata. Wisata menikmati sunset di pantai Pekalongan ternyata menarik juga untuk dinikmati. Perjalanan dari Yogyakarta kurang lebih 3,5 jam dengan menempuh rute darat.


Sesampainya di Pekalongan kita berwisata kuliner sembari makan siang di rumah makan spesial kepiting "Prima". Kalo Pak Bondan bilang "mak nyusss", saya memilih untuk no comment tapi menikmati kepiting telur dengan lahap. Sayangnya, suamiku tidak bisa terlalu banyak menyantap kepiting jadi kami pesan juga ikan bakar yang tak kalah, hmmmm ... nikmat.

Kami beristirahat di hotel Nirwana di kawasan Jalan Dr. Wahidin, Pekalongan. Tak terasa waktu semakin sore dan saatnya kita berwisata pantai. Sekitar pukul 4 sore kita tiba di pantai dan ternyata ada hiburan "akuarium" yang menjadi wisata pendidikan bagi yang sudah berkeluarga. Pantai pekalongan sudah dimodifikasi sebagai pantai yang digunakan untuk menikmati sunset, jadi kita tidak perlu repot-repot berbasah-basah di pinggir pantai Laut Jawa.

Nggak perlu bingung makan malam kalo kita sedang berwisata di daerah pantai karena sajian dengan menu ikan dengan mudah bisa dijumpai. Kami memutuskan untuk menikmati makan malam ikan bakar di dekat pantai dan menutup liburan ini dengan romantis dan bahagia.


ima-ep

Bakmi Gadjah Mada

Bakmi Gajah Mada, Kompleks SARINAH Thamrin



Mie goreng adalah favorit suamiku. Dari mie goreng "tik tok" yang lewat di depan rumah, mie goreng "Cak Edi" yang terkenal di Jogja Barat, mie goreng "Colombo" yang nyam-nyam, sampai-sampai kita menyempatkan diri untuk ke Mie Gajah Mada (GM) yang menjadi favorit kita sejak kita masih SD dulu. Favorit ima selalu nasi goreng, selain mengenyangkan, rasanya pasti standar. Selain itu cemilan pangsit goreng menambah pas selera.

Salam, ima-ep

Kaliurang, Sleman, Yogyakarta


Rasanya udara kota Yogyakarta semakin pekat dengan asap bis dan kendaraan bermotor. Saatnya refresh kembali paru-paru dengan berwisata di daerah pegunungan. Bersyukur kami tinggal di Yogyakarta, yang menyediakan wisata pantai sekaligus wisata pegunungan dalam satu paket. Hari sabtu ini kita putuskan untuk mendinginkan kepala di Kaliurang (1 jam atau 25 km) dari Yogyakarta. Sejuknya alam pegunungan membuat refresh kembali pikiran kita untuk menapaki hari senin dengan semangat :-) Kami memutuskan untuk menginap di Bukit Surya dan berencana untuk jogging, berwisata di air terjun kaliurang dan menikmati jadah tempe khas kaliurang . Air terjun ini berada di pelawangan gunung Merapi sisi sebelah selatan.


Beberapa aktivitas menarik yang bisa dilakukan di Kawasan Wisata Kaliurang adalah:

  1. Olahraga : jogging (pagi - malam) hawanya sejuk, berenang (air dingin seperti es : telaga putri)
  2. Kuliner : jadah tempe wajik (Mbah Carik), warung soto/sate/rames di pasar Kaliurang, buah pisang mas, dan salak pondoh.

Salam,
ima-ep

Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah



Dieng,
16 Oktober 2007

Apabila kalian berkunjung ke daerah Temanggung, jawa Tengah rasanya rugi apabila tidak menyempatkan untuk berwisata ke Dieng. Di objek wisata ini, bisa dijumpai beragam tempat wisata menarik dalam satu paket kunjungan, yaitu : telaga warna, hutan wisata, Dieng Teater, candi Arjuna dan kawah si Kidang.

Perjalanan kami ke Dieng dari Yogyakarta menempuh waktu sekitar 3 jam. Perjalanan di sepanjang jalan menuju kawasan Dieng berliku dan menanjak. Pemandangan lembah yang menakjubkan bisa mengurangi penat rutinitas. Setelah sampai di Dieng yang berhawa dingin dengan bau belerang yang menyengat. Kami mengunjungi telaga warna, namun sayangnya kami datang di musim kemarau sehingga debit telaga menyusut sehingga ada lumpur yang bisa dipakai untuk kami berfoto.



Setelah puas menikmati telaga warna, kami melanjutkan perjalanan menikmati hutan wisata sekaligus ingin menonton film tentang Dieng di teater yang disediakan dengan berjalan menyusuri tangga di atas telaga warna. Sungguh elok pemandangan yang bisa kita lihat dari atas telaga warna. 

Setelah menikmati film, kita bisa mengunjungi kawah aktif si Kidang dan menyantap tempe mendoan yang dijual di sekitar kawasan kawah. 

liputan keluarga : ep

Borobudur, Magelang


"Seven Miracles In The World", riwayatmu kini ...

Kurang lebih 1 jam perjalanan dari Yogyakarta, sampailah kita ke Candi Borobudur. Perjalanan wisataku kali ini karena mendapat tugas dari Jurusan untuk mengantar sepasang suami istri dari Hannover, Jerman. Banyak yang telah berubah dari Borobudur yang dulu sewaktu SMP pernah kukunjungi. Kini, new Borobudur looks like more beautiful. Biaya parkir dan masuk sudah lebih teratur dan kita bisa menggunakan jasa guide dengan fasilitas yang lebih baik daripada sekedar jalan-jalan ke sekeliling candi. Untuk masuk per orang dikenai biaya 9 ribu (turis domestik) dan 99 ribu (turis asing) dan biaya guide 50 ribu. Perjalanan kita berawal menurut cerita yang tersirat dari Candi Borobudur tersebut. Dikenalkan juga jenis tanaman yang jadi obat pada masa Syailendra dan istimewanya kita bisa melihat pohon Bodhi yang menjadi pohon bersejarah bagi pemeluk agama Budha.



Guide dengan fasihnya akan menceritakan sejarah candi Borobudur dan menunjukkan bahwa Borobudur dibangun tanpa menggunakan perekat. Beberapa bagian candi sudah direnovasi karena sesuatu hal yang akan diceritakan oleh guide. (kalo penasaran, silahkan datang sendiri ke Borobudur ya?)



Berlapis-lapis tingkat kita lalui dan tibalah kita di puncak Nirwana (puncak Borobudur yang terdapat stupa-stupa). Ada satu stupa yang konon ceritanya merupakan satu-satunya stupa yang selamat dari ledakan bom beberapa tahun yang lalu. Alkisah, barang siapa bisa menyentuh ibu jari stupa maka keinginannya akan terwujud. Wallahualam bi shawab.

Kami sempat foto-foto bersama di Borobudur dan melihat keindahan alam dari ketinggian Borobudur. Ketika cuaca cerah, bisa dimungkinkan untuk melihat perbukitan di sekeliling Borobudur dan gunung-gunung disekitarnya (salah satunya gunung Merapi).

ima-ep

Koln, NRW

Rhein, Museum dan Dome
Februari 2010

Perjalanan kita sekarang menuju ke negara bagian NRW (Nord Rhein Westphalia) di kota Cologne/Koln. Sesampainya kita di Koln Hauptbahnhof kita akan disuguhi kemegahan Dome Koln yang bisa langsung terlihat di jendela sebelah kanan bila kita menumpangi kereta dari Aachen.


Halaman yang luar dan hamparan anak tangga yang menjulang menyambut para wisatawan untuk berfoto dengan latar Dome yang bersejarah. Sejauh mata memandang ke atas yang terlihat betapa kokohnya Dome ini.


Berjalan ke arah kanan Dome, kita akan menjumpai museum bersejarah (Roman-Geranic Museum).




Menuju lorong di tengah museum kita akan disuguhi hamparan sungai Rhein yang berlatar kemegahan Dome. Kita bisa berfoto di atas jembatan dan berlatar sungai Rhein. Selain di atas jembatan, kita juga bisa menyusuri Sungai Rhein dan menikmati jalan-jalan di kota Koln.

Beberapa yang bisa kami ceritakan ada kebun binatang, museum coklat Lindt, bangunan Dome yang lebih kecil, beberapa patung dan bangunan untuk berfoto.

Liputan khusus di Museum Coklat:

Disini kita bisa membeli coklat aneka rasa dan bentuk. Pas untuk oleh-oleh dan hiasan di toples. Coklat Lindt ini sangat terkenal enak dan masyarakat Jerman menyukai Dark Schocolade (coklat hitam) yang pahit menurut kita. Museum ini menyerupai bangunan kapal di ata sungai Rhein. Kita melewati jembatan kecil yang bisa dipakai untuk berpose,he3x..
Selamat berpelancong,
ima-ep

Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta


Setelah menitipkan barang bawaan ke hotel, kita mulai wisata kita ke TMII. Kurang lebih perjalanan selama 45 menit, kami sudah sampai. Sedikit saran untuk berwisata di Jakarta adalah pada waktu musim liburan, karena jalan-jalan relatif sepi (mungkin karena orang Jakarta lebih memilih liburan di Bandung atau Puncak), he3x



Salut untuk website TMII yang update. Terima kasih internet, kami bisa menikmati fasilitas nonton teater IMAX karena jadwalnya update. Website TMII bisa dilihat dari alamat http://www.tamanmini.com/. Sekitar pukul 11.45, kami masuk kawasan TMII dan mulai antri tiket untuk menonton film dengan judul “Wild Ocean”. Ada kurang lebih 4 judul film yang bisa kita saksikan dari jam 10.00 sampai jam 15.00. Untuk tiketnya bisa dilihat juga di website TMII, sebagai bahan informasi per orang harus membayar 30 ribu rupiah. Di pelataran dekat pintu bioskop, banyak ditawarkan makanan dan minuman (favorit kami : pop corn). Walaupun ada larangan membawa kamera dan makan di dalam, he3x. Kesan kami sekeluarga: BAGUS.

Setelah nonton film, kami dijamu makan siang dengan bebek goreng, sambal mangga ala piknik di TMII. Asyik karena disediakan fasilitas sewa tiker dan relatif bersih dekat pancuran dan rumput. Makasih ya buat keluarga mb Yeni di Bekasi yang udah nyempatin berwisata kuliner di halaman TMII. Kami juga menyempatkan potret dengan boneka manusia yang ada di halaman TMII. Bagi yang membawa anak kecil, rasanya butuh waktu seharian untuk mengelilingi TMII, seperti : wisata pendidikan dari sabang sampai merauke, melihat Jakarta dengan Gondola, wisata sejarah di museum mantan presiden Soeharto.

Salam,
ima-ep