Beribu kilometer jauhnya mengunjungi Baitulloh,
Berpuluh jam dilalui menuntaskan rindu,
Rindu akan sebuah tempat dimana setiap kegiatan adalah ibadah kepadaMu,
Waktu seakan berhenti, hanya untuk mengingatMu,
Tempat terbaik untuk bercerita, mencurahkan isi hati,
Tempat mustajab untuk melangitkan doa,
Tempat dimana air mata haru dan bahagia tidak terungkapkan dengan kata.
Rindu Baitulloh, Rindu Tak Bertepi ....
Berbondong-bondong umat Islam mengunjungi Baitulloh di Mekkah, melipatkan ibadah di Masjidil Haram. Sungguh, kala itu hanya ada ibadah kepadaMu yang tidak terduakan. Allohu Akbar. Aku rindu. Menuliskan kembali tentang sebuah rasa yang tertinggal ribuan kilometer di sana, yang ingin sekali kembali terulang menjadi tamuMu, kabulkan ya Alloh.
Baca juga : Umroh Turki Pilihan Liburan Bulan Madu Pasutri
Perjalanan dari Madinah ke Mekkah ditempuh dengan perjalanan darat menggunakan bus. Mengambil miqod di Masjid Bir Ali, lalu menjaga niat umroh, menjauhi larangan umroh dan banyak-banyak mengucap kalimat talbiyah, istighfar dan hanya mengingat Alloh SWT untuk memenuhi undanganNya sebagai tamuNya. Masya Alloh, rasanya...........
Perjalanan dari Madinah ke Mekkah dengan melihat pemandangan yang seperti Manda gambarkan di atas, padang pasir dengan batuan besar yang terbentang luas. Zaman dahulu, Rasululloh melewatinya untuk juga melakukan ibadah kepada ALLOH SWT. Allohu akbar, betapa beruntungnya umatnya kini, bisa mengunjungi Baitulloh dengan lebih mudah. Melangitkan doa, menggenapkan niat, memperbanyak ikhtiar untuk menjadi tamuNya, dan memasrahkan diri pada rencana pengundangnya. Ingin sesering mungkin diberi kemampuan menjadi tamuNya. Aamiin kabulkan ya Rabb.
Sudah berpakaian ihrom, meninggalkan Madinah siang hari, sampai di Mekkah selepas sholat Isya', dan langsung makan malam, mensucikan diri dengan tetap menjaga terhindar dari larangan umroh. Masya Alloh, makna yang terkandung didalamnya adalah kita sebagai manusia harus selalu berhati-hati dan mawas diri, untuk segala hal yang kita lakukan, haruslah senantiasa berhati-hati.
Baca juga : Pentingnya Menjaga Kesehatan Saat Umroh
Sesampainya di hotel Dar AL Eiman, kami pun makan malam dan tetap dengan pakaian ihrom. Menjaga diri dari hal yang tidak diperbolehkan saat sudah berpakaian ihrom, diantaranya :
- Memotong kuku/rambut.
- Menggunakan wewangian
- Menggunakan tutup kepala
- Menggunakan sepatu
- Menggunakan pakaian berjahit
- Menikah
- Menggunakan kaos tangan/cadar
- Mengambil barang temuan
- Berburu
- Memotong pohon
Alhamdulillah...... Lega rasanya, ketika sudah menyelesaikan rangkaian rukun umroh, dimulai dari ihram, thawaf, dan sa'i, lalu menyelesaikan wajib umroh yaitu tahalul. Alhamdulillaaahh....
Tidak pernah tidak melewatkan minum air zam zam di Madinah dan Mekkah. Hal itu menjadi hal yang paling dirindukan ketika umroh. Air dengan khasiat yang banyak sekali, disediakan gratis di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. MasyaAlloh. Sungguh kebesaranNya, adalah NYATA.
Ibadah Ibadah Ibadah, seakan waktu freeze sesaat hanya untuk mengingat segala dosa yang pernah diperbuat, memohon ampunan hanya padaNya, melangitkan ribuan doa dengan meyakini akan dikabulkanNya di saat yang tepat, mencurahkan segala curhat dan bercakap denganNya, sebuah tempat mustajab yang dirindukan. Menjeda aktivitas untuk berangkat umroh adalah sesuatu yang membuat kami berdua merasa kecil sebagai hambaNya. Alloh dulu, Alloh lagi, Alloh terus.
Menyelesaikan ibadah malam dengan riang gembira. Menikmati pacaran halal di Baitulloh, masyaAlloh, indahnya. Ketika kita punya doa, rencana, harapan, disampaikan langsung di depan Ka'bah, dimana semua umat muslim menjadikannya sebagai kiblat. Tempat yang mustajab dimana Arsy berada di atasnya. Meyakini adalah cara untuk mengimaniNya. Allohu akbar.
Tempat solat laki-laki dan perempuan yang terpisah, hanya karenaNya bisa bertemu kembali di tengah ribuan orang yang beribadah di sana. Ibadah umroh sebagai pasangan suami istri adalah hal yang paling menyenangkan diantara sekian perjalanan kami saat melewati banyak tempat indah ciptaanNya. Rindu ingin kembali, dan dimampukan menjadi tamuNya, aamiin.
Baca juga : Pengalaman Umroh Turki dengan Biro Umroh Dewangga
Baca juga : Tempat Indah di Kota Paris Bagi Pasangan Suami Istri
Menyusuri sepanjang jalan kenangan di sekitar Masjidil Haram adalah hal yang menyenangkan di antara banyak jalan kenangan pernah kita lewati bersama. Menikmati waktu ibadah yang tidak bisa ditunda. Sungguh, sebuah hari dimana waktu berjalan begitu cepat dan ibadah kepadaNya menjadi tujuan utama dari perjalanan umroh.
Tidak melewatkan mengambil momen dimana background Masjidil Haram dan Zam Zam Tower menjadi background yang akan dikenang dan dirindukan. MasyaAlloh. Menuliskan kembali cerita ini membongkar rindu yang sesak sekali di dada dan ingin dituntaskan. Semoga Alloh mendengarnya dan mengabulkan setiap kata yang dituliskan sebagai doa di tulisan ini. Berharap Alloh mengundang kembali kami dan keluarga sebagai tamuNya di Baitulloh. Aamiin.
Demikian sekelumit cerita perjalanan ibadah umroh yang mengesankan untuk kami berdua. Semoga sebagian cerita ini bisa menyetrumkan energi kepada yang membacanya untuk bersegera menunaikan umroh ke Baitulloh. Kami pun mengharap doa dari teman-teman yang membaca, semoga kami berdua dimudahkan menuntaskan rindu dalam ibadah haji. Aamiin.
No comments
Terima kasih sudah meninggalkan jejak komentar di www.tamasyaku.com. Fast response, silahkan email ke suryani19ep@gmail.com ya. Mohon maaf untuk moderasi komentarnya. Salam, Manda